Mohon tunggu...
Herlina FransiskaGadi
Herlina FransiskaGadi Mohon Tunggu... Perawat - PERAWAT

PERAWAT DI RUMAH SAKIT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Self Diagnosis Berbahayakah?

22 Agustus 2023   19:54 Diperbarui: 22 Agustus 2023   20:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


      Saat ini informasi mengenai hal apa pun bisa didapatkan dengan mudah melalui internet, termasuk informasi mengenai kesehatan. Orang tergoda untuk mencari tahu sendiri penyebab dari gejala-gejala kesehatan yang dialaminya melalui internet, ketimbang pergi memeriksakan diri ke dokter. Fenomena ini disebut self-diagnosis

Tahukah kamu apa itu Self diagnosis ?

Self diagnosis merupakan upaya untuk mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang didapat secara mandiri. Informasi ini bisa diperoleh dari mana pun, misalnya teman, keluarga, internet, atau pengalaman yang pernah dimiliki. Padahal, diagnosis suatu penyakit sebenarnya hanya boleh dilakukan oleh dokter sebagai tenaga medis.

Ciri -- ciri  Self Diagnosis apa saja?

1. Panik. 

Self diganosis dapat memicu kepanikan yang akan menimbulkan stress karena cenderung berasumsi hal -- hal yang buruk yang tidak berdasar dan berujung pada efek mental yang memburu

2. Menyangkal penyakit yang diderita

Self diagnosis membuat individu tidak dapat memahami secara pasti tentang penyakit yang diderita sehingga hanya menebak berbagai kemungkinan yang tidak pasti kebenarannya. Sehingga menyepelekan berbagai kondisi yang sesungguhnya menjadi serius

3. Tidak mau berkonsultasi dengan ahli. 

Individu dengan Self diagnosis menganggap dirinya mampu mengobati dirinya sendiri dan tidak ingin berkonsultasi dengan para ahli karena menemukan berbagai informasi di media sosial dan telah memahami gejala sakit yang diderita.Apa saja Alasan yang membuat orang dapat melakukan Self- Diagnosis ?

4. Infodemi

Mendiagnosis diri sendiri terkena suatu penyakit berdasarkan pengetahuan yang dimiliki atau setelah membaca informasi di internet yang berkaitan dengan keluhan tersebut. Padahal informasi yang tersedia di internet seringkali tidak dapat dipertanggungjawabkan secara medis atau tidak memiliki dasar ilmiah

5. Ingin tahu

Rasa ingin tahu yang butuh cepat dipenuhi baik dari anggota keluarga, ataupun orang lain.

6. Takut mendatangi tenaga medis

Kekhawatiran datang ke fasilitas kesehatan karena stigma dari orang sekitar, biaya pemeriksaan, hasil diagnosa dari pemeriksaan yang  dijalani.

Bahaya melakukan Self- Diagnosis

1. Under Diagnosis

Mengabaikan penyakit yang sebenarnya berat sehingga berakibat fatal

2. Over Diagnosis

Menjadi takut dan panik sendiri karena merasa telah menderita penyakit yang parah

3. Misdiagnosis

Memberikan diagnosis yang salah sehingga berdampak pada penangan yang salah dan dapat berakibat mencari pertolongan ke tempat yang tidak tepat

4. Salah terapi

Berusaha sendiri mencari terapi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga meningkatkan resiko mengalami gangguan kesehatan semakin besar dan penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh

Bagaimana Cara mencegah Self- Diagnosis ?

Membangun pola pikir yang positif bahwa setiap keluhan penyakit perlu dilakukan pemeriksaan difasilitas kesehatan oleh tenaga medis untuk mendapatkan diagnosa yang benar

Tidak membandingkan gejala yang dimiliki dengan gejala orang lain

Tidak melakukan self Diagnosis dari media sosial

Bila merasa tidak puas dengan diagnosa dokter sebelumnya bisa melakukan pemeriksaan ulang difasilitas kesehatan yang lain untuk mencari opini kedua.

Mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan terdekat seperti di Posyandu lansia, Posbindu.dll

Referensi

https://www.alodokter.com/bahaya-melakukan-self-diagnosis-untuk-kesehatan 

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1436/bahaya-melakukan-self-diagnosis-gangguan-jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun