Mohon tunggu...
Yuni Herlina
Yuni Herlina Mohon Tunggu... Administrasi - Sedang belajar menulis

The mind needs books the way a sword needs a whetstone to keep its edge sharp.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengejar Golden Sunrise di Cikunir

12 Februari 2020   15:39 Diperbarui: 12 Februari 2020   15:37 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukit Sikunir Dieng, atau lebih tepatnya Puncak Sikunir merupakan salah satu destinasi favorit yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Terletak di Wonosobo, Jawa Tengah bukit ini berada di desa tertinggi di Pulau Jawa, yaitu Desa Sembungan yang mempunyai ketinggian 2.306 MDPL. Keindahan golden sunrise-nya seolah selalu memiliki kekuatan sihir untuk membuat wisatawan lokal maupun mancanegara betah berlama-lama setiap harinya di Dieng.

Suhu menyentuh titik 11 C ketika kami menjejakkan kaki di Wilayah Sikunir. Sirna harapan untuk menemukan suhu 0C agar tercipta embun upas yang ramai diperbincangkan di media sosial. Kami pun segera putuskan untuk mengejar Golden Sunrise di puncak Sikunir dan mencoret kegiatan berburu "salju" di Candi Arjuna.

Bun upas yang menyerupai salju ini merupakan istilah warga Dieng untuk menyebut fenomena embun yang membeku hingga menyerupai bunga kristal. Fenomena ini hampir terjadi setiap tahun saat puncak kemarau, dan belakangan menjadi daya tarik di mata wisatawan.

Angin malam Dieng menyergap tanpa ampun. Dinginnya menembus tebalnya jaket hingga badan menggigil dan gigi bergemeretak. Perut yang keroncongan sepanjang 5 jam perjalanan dari Solo yang macet membutuhkan hangatnya mie khas daaerah ini sembari menunggu Subuh tiba. Aroma Mie Ongklok Wonosobo sekejab menggugah selera. Hangatnya mie lezat ini sontak mengurangi hawa dingin yang menyiksa.

dokpri
dokpri
Meski waktu menunjukkan pukul 03.00 WIB, banyak wisatawan sudah memadati area ini. Kebanyakan berswafoto di depan tulisan "Welcome to Dieng". Tulisan ikonik ini terletak di Jalan Raya Dieng tepatnya dekat Pertigaan Dieng Plateau dekat Losmen dan Restaurant Bu Djono. Tulisan ini menjadi salah satu penanda jika datang ke Dieng.

Wisatawan umumnya berdatangan pada jam tiga pagi  ke area ini sebelum ke Bukit Sikunir untuk menikmati indahnya matahari terbit. Di sekitar sini cukup banyak toko dan warung serta pedagang kaki lima yang menawarkan jajanan khas Wonosobo. Homestay dengan harga terjangkau pun tersebar di sini dengan fasilitas standar berupa air hangat untuk mandi.

Melihat banyaknya pengunjung menjelang weekend ini, kami pun memutuskan mulai memacu mobil pada pukul 04.00 WIB setelah menyantap Mie Ongklok menuju parkiran Sikunir. Subuh kami putuskan untuk dilaksanakan di Mushola terdekat dengan Puncak. Di bawah langit yang bertebaran bintang, mobilpun melaju dengan pelan.

Antrian ternyata sudah cukup padat dan mengular. Wisatawan berlomba mencari tempat strategis untuk mendapatkan spot sunrise terindah dan terbaik se-Asia Tenggara. Konon hanya di Sikunir, pengunjung bisa menyaksikan dan menikmati warna jingga keemasan Golden Sunrise yang menyinari gunung-gunung tinggi dalam balutan kabut pagi.

dokpri
dokpri
Kami tiba di lokasi parkir terluar Desa Sembungan tepat saat Adzan berkumandang. Setelah selesai menunaikan Subuh, kami langsung memacu langkah menuju Puncak agar tidak ketinggalan momen. Jalur pendakian Bukit Sikunir Dieng dari sembungan untuk mendaki sampai ke atas bukit diperlukan waktu sekitar 30 menit.

Perjalanan kaki menanjak selama setengah jam menyusuri jalanan setapak yang telah dibangun cukup baik terasa seperti lomba marathon. Di kejauhan Danau Cebong masih terlelap dibuai ayunan malam yang sebentar lagi sirna. Pengunjung berbondong-bondong mendaki untuk berebut spot terbaik mengabadikan golden sunrise.

Meski tidak strategis, kami berhasil melompat ke salah satu batu terbesar di Puncak Sikunir. Meskipun banyak pengunjung berjubel, namun rasa saling tenggang rasa masih kental sehingga tidak ada yang main sikut atau injak kaki. Dengan sabar sambil berbincang antar pengunjung, semua menunggu detik-detik bangunnya Sang Surya.

dokpri
dokpri
Ketika langit mulai merona merah, kami pun serentak seperti berhenti bernafas sejenak. Magis! Secara serentak suara decak kagum dan bunyi jepretan kamera pengunjung mengiringi detik-detik bangunnya matahari dari peraduannya.

Di ufuk Timur, warna api dan emas serta jingga mulai merambat menerangi semesta raya. Matahari pagi perlahan naik ke tahtanya dalam balutan jubah keemasannya yang masih lembut dan menghangatkan. Dari ketinggian 2.263 mdpl di atas Bukit sikunir, kami menikmati pesona deretan Gunung sindoro, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Ungaran semarang.

Pasak-pasak bumi Dieng ini berdiri kokoh sebagai penjaga bumi. Pepohonan hijau menghiasi perbukitan dan pegunungan yang menawan ini. Kabut tipis melayang riang, dan burung-burung pun mulai terbangun mencari rejeki.

dokpri
dokpri
Sungguh fenomena alam yang menyejukkan hati dan rasa, terutama pemburu sunrise dan pecinta fotografi. Fenomena Golden Sunrise Sikunir inilah yang membuat Bukit Sikunir menjadi tempat wisata yang sangat diminati dan layak diperhitungkan dalam destinasi wisata Dataran Tinggi Dieng.

Satu jam di atas Puncak Sikunir cukup untuk melakukan tadabur alam atas kebesaran Ilahi Rabbi. Dalam perjalanan turun, Danau Cebong berkilau indah dalam kecupan mentari. Permukaan danau nan tenang membias biru, refleksi warna langit pagi yang syahdu. Semilir angin pagi yang sejuk menambah kemesraan alam yang begitu tenang dan mempesona.

Kepenatan begadang semalam suntuk terbayar dengan eloknya ciptaanNYA yang penuh kemagisan. Semesta terasa bertasbih dan setiap kalam NYA nampak tergurat sempurna dalam setiap relief bentang alam Dieng.

~Take only pictures and leave only footprints~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun