Kumandan takbir bergema di masjid masjid, beduk berbunyi mengiringi kesyahduhan takbir. Ditempat lain petasan sahut menyahut sebagai ungkapan rasa suka cita, datangnya 'hari kemenangan'.
Aneka hidangan ketupat, opor ayam dan sayur godok sudah berjejer rapih di meja makan, menggugah selera buat siapa saja yang melihatnya. Â Rumah rumah seolah bergeliat memantaskan diri, agar nampak bersih dan enak dipandang untuk menyambut para pejuangan Ramadhan.
Sebulan rasanya sangat cepat berlalu. Ramadhan telah meninggalkan kita. Ramadhan, bulan yang dijadikan harapan terbesar setiap kaum muslim yang mau menjadi lebih bertaqwa menggembleng diri. Setiap langkah dan helaan nafas, diharapkan semuanya bernilai ibadah.
Banyak taburan pahala yang Allah SWT janjikan, untuk ibadah yang dilakukan selama Ramadhan, maka tidak heran grafik kebaikan meningkat. Al Qur'an yang selama ini jadi pajangan rak, mulai diraih dan dibaca, bahkan berlomba lomba untuk bisa mengkhatamkannya. Masjid yang sepi menjadi ramai dan hidangan berbuka puasa tersedia di masjid masjid sedekah dari para dermawan.
Dari sekian banyak amal yang kita lakukan, mari kita tengok sejenak ke belakang, catatan amal apa saja yang sudah kita lakukan dan bisa menjadi amal kebaikan yang bisa kita banggakan di Yaumil akhir.
Syiam, sudah sempurnakah ? syiam kita tanpa dinodai dari bergibah, mendzhalimi orang, menyakiti orang  lain.
Tarawih, sudah khusyukah ? jangankan mengejar khusyu bisa jadi taraweh kita hanya semangat di lakukan di awal Ramadhan
Infaq, sudah maksimalkah ? semangat berinfaq kita apakah kendor diakhir akhir Ramadhan ?.  Pastinya banyak kebutuhan menjelang 'Idul fitri dari kebutuhan keluarga pakaian, makanan dan belum lagi persiapan dana buat pulang kampung. Harus irit irit sampai akhirnya  tidak bisa mensisihkan lagi buat berinfaq.
Tilawah, sudah sesuai dengan cara membaca Al Quran yang benar kah? Bisa jadi karena berpacu dengan waktu  dengan mengejar khatam,  kita tidak fokus dengan cara membaca Al Qur'an yang benar, aturan-aturan kita langgar. Panjang pendek, tertukar harakat, salah huruf diterabas demi mengejar yang namanya khatam 30 Juz. Sungguh sangat disayangkan.
Tentunya, masih banyak ibadah-ibadah yang lainnya. Hakekat setiap ibadah adalah sebuah persembahan, dan sebuah perdagangan dengan ALlaah SWT. Maka akadnya adalah siapa yang mau persembahannya diterima dan perdangannya di beli maka harus menuhi syarat dan prasyarat, diantaranya adalah kemurnian niat hanya kepada Allah, kesempurnaan ibadah dan mempriotaskan ALlaah SWT tanpa menduakan dengan lainnya.
Jikalau ada catatan amal yang memang bisa kita banggakan maka bersyukurlah, berdoalah agar catatan itu abadi tanpa ada yang terhapus sampai kita menghadapNYA.
Tapi sebaliknya jika kita tidak punya, maka harus berjuang lagi, selama kesempatan masih diberikan manfaatkan itu untuk mengejar apa yang menjadi kekhilafan kita, penyesalan tiada arti tanpa taubat. Masih ada catatan amal yang bisa kita tulis.
Semangat mengejar catatan amal dibulan bulan berikutnya, tetaplah istiqamah dalam kebaikan, tetaplah mempertahanakan kebaikan kebaikan yang dilakukan di  bulan Ramadhan, jika tidak mampu mempertahankan semua setidak jangan ditinggalkan  sama sekali.
{Catatan akhir Ramadhan 1445H}
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H