"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?" (Ar Rahman : 13)
Ayat ini diulang sebanyak 31 kali dalam
surat Ar Rahman. Saya mentadaburinya, banyaknya ayat tersebut diulang, salah satunya karena Allah SWT mengingatkan bahwa begitu banyak nikmat yang telah diberikan kepada kita. Bahkan saking banyaknya nikmat tersebut kita tidak akan pernah sanggup menghitungnya.
Kita hanya diminta untuk berterimakasih dengah cara bersyukur. Bentuk syukur yang tidak hanya diucapkan dilisan tetapi juga rasa syukur dengan menggunakan nikmat nikmat yang Allah SWT berikan untuk kebaikan.
Tapi kurangnya ilmu dan rasa tamak, kadang menghalangi kita untuk bersyukur. Jangankan bersyukur, ketidak puasan atas kenikmatan yang telah didapat membuat sebagian dari kita melakukan berbagai macam cara, bahkan ada yang sampai terjebak pada cara cara yang salah demi menambah kenikmatan kenikmatan duniawi yang dirasa masih kurang.
Jika seseorang dikuasai rasa tamak akan keduniawian, maka seseorang yang sudah memiliki mobil satu, akan berusaha keras bagaimana bisa mempunyai dua mobil. Seseorang yang sudah punya rumah, berkeinginan untuk punya rumah yang lebih besar dan mewah. Sudah pasti, manusia tidak akan pernah kenyang akan kenikmatan duniawi.
Kenikmatan itu konsumsi hati, hati terpaut dengan sang pemilik hati, maka semakin kita melabuhkan hati kepada sang pemilik hati maka sekecil apapun nikmat yang diberikan akan terwujud rasa syukur.
Dari semua kenikmatan dunia yang kita kejar, maka tidak ada yang mampu membuat kita puas, tapi dari banyak kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada kita, ada satu kenikmatan yang harus kita kejar yaitu kenikmatan membersamai Al Qur'an.
Sebagaimana didalam surat Ar Rahman, pada ayat kedua { عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ }
[Surat Ar-Rahman: 2]
Ini menunjukan bahwa nikmat terbesar dan harus disyukuri adalah ketika Allah SWT dengan sifat RahmanNya telah menurunkan Al Qur'an kepada umatNya
Ini adalah kenikmatan yang haqiqi, kenikmatan terindah dalam hidup. Dalam buku "Raih kembali kekuatan Al Qur'an" karya DR. Majdi Al-Hilali dikatakan "Al Qur'an adalah kenikmatan yang sangat agung, yang menegaskan bahwa seluruh nikmat apapun meskipun sangat besar, tapi itu tetap sangat kecil dan nyaris tak ada nilai bandingannya dengan kenikmatan Al Qur'an".
Semua itu akan mampu dirasakan jika kita mempunyai kebersihan hati, jauh dari ambisi dunia. Dan hanya orang orang yang dipilih Allah yang mampu merasakan hal tersebut.