Persediaan aksesoris terutama bros secara reguler ini juga untuk menyiasati pesanan dadakan atau pelanggan-pelanggannya yang langsung datang ke rumah tanpa janjian terlebih dahulu. Di hari saat penulis melakukan wawancara dengan narasumber, tiba-tiba datang salah satu pelanggannya dan langsung membeli sejumlah 50 buah bros disain campur ready stock untuk acara esok hari.Â
Ia pun tak pernah mematok harga mahal. Lebih baik harga terjangkau agar para pengrajinnya bisa terus berproduksi. Biasanya satu bros ukuran mungil berbahan dasar utama manik-manik misalnya, bisa diselesaikan dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan untuk ukuran semisal diameter 8cm bisa memakan waktu sampai seminggu.Â
Mengapa bisa selama itu? Menata letak manik-manik yang super imut berdasarkan warna sesuai pola yang sudah didisain dengan cara dimasukkan ke jarum lalu dijahit manual di atas kain keras butuh perhitungan yang tepat. Jika terlalu diforsir pengerjaannya, mata akan cepat lelah dan konsentrasi menghitung manik-maniknya bisa buyar.
Wanita bersahaja ini sempat berkaca-kaca saat teringat ucapan pengrajinnya, "Kalau kita tidak bikin tiap hari, besok kita makan apa bu...?" Kalimat itu menyentak nurani keibuannya dan membuatnya semakin bulat tekad bahwa usaha kerajinan yang ditekuninnya ini bukan untuk keuntungan dia pribadi, melainkan untuk tujuan kemanusiaan.Â
Karena sebenarnya meski dia tidak bekerja sekalipun, penghasilan dari suami dan anak-anaknya yang telah bekerja sudah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarganya. Salah satu berkah kesuksesan usaha POES CRAFT adalah berhasil memberangkatkan pengrajinnya untuk naik haji.
Raga dan jiwanya tak pernah lelah mengikuti berbagai event pameran baik dalam maupun luar negeri. Terhitung hingga saat ini sudah ada sembilan negara ia berkeliling pameran, belum ditambah puluhan event pameran di Indonesia. Sebutlah yang di luar negeri yaitu di Denhaag, Melbourne, Singapore, Vietnam, Milan, Tokyo, Brunei, Korea dan Moskow.Â
Pendanaan pameran berasal dari dukungan pemerintah serta biaya sendiri. Kerap kali ia juga mendapat undangan sebagai narasumber perihal kerajinan tangan dan instruktur pelatihan UKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
Siapa yang menanam, dia yang akan menuai. Kegigihan dan kecintaannya pada dunia craft ini membuahkan banyak penghargaan. Antara lain Smesco Award kategori Handmade Creation (Oktober 2018), Tribute To Mom dari BRI dan majalah Noor (12 Desember 2012) atas prestasi sebagai wanita yang sukses menjadi Mompreneur, Juara 1 Bimtek Batu Aji Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Timur (2014), Inspirasi Usaha di Majalah Noor, Profil di Majalah Ekonomi, Profil di Majalah Muslim Annisa, Inspirasi Craft di Majalah Ummi, Pernik di Majalah Paras, Etalase di Majalah Femina dan Kartini, Inspirasi Usaha di Net TV, Profil di Smesco Video (2015).
Meski telah sukses dengan bisnis kerajinan tangan, namun wanita rendah hati ini lebih suka disebut sebagai seniman ketimbang sebagai pengusaha. Ketika ada pengrajinnya yang jatuh sakit karena kelelahan mengerjakan pesanan, tak jarang ia merogoh kantong pribadi untuk membantu biaya pengobatan. Sistem kekeluargaan dalam suasana yang humanis dan harmonis ini menjadikan usaha POES CRAFT langgeng hingga kini.
Â
Â
"Saya bukan hanya ibu dari tiga anak kandung saya sendiri. Saya juga menjadi ibu bagi sepuluh adik kandung saya, adik-adik dari suami, keponakan-keponakan saya, pengrajin saya, para pendukung saya dan juga anak-anak lain yang ada di sekitar saya," pungkasnya sambil menimang cucunya yang asyik bermain bros ondel-ondel yang hendak dipasang di atas tas anyaman yang terletak di sampingnya.