Best Practice dengan judul "Penggunaan Media Video Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X SMK Terpadu Al Anwar Kabupaten Trenggalek"Â
Situasi yang menjadi latar belakang dari praktik pembelajaran ini adalah kurangnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran, terutama pembelajaran teori. Dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka di kelas X, kondisi awal peserta didik  cenderung pasif dalam pembelajaran, bosan dengan pembelajaran teori, dan didominasi oleh guru. Hal ini  menyebabkan kurangnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran, terutama pembelajaran teori. Berdasarkan hasil Penelitian (Yahana Suprianto Putri dan Ernis, 2022), terdapat 2 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal : faktor internal meliputi: sifat, kebiasaan, kecerdasan,  dan kondisi fisik. Faktor eksternal meliputi: cara mengajar guru, lingkungan belajar, sarana dan prasarana dan orang. Sedangkan menurut wawancara dengan pakar, yang menjadi faktor penyebab kurangnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran adalah media pembelajaran yang kurang menarik dan metode mengajar guru kurang kekinian
Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara pakar maka dapat disimpulkan Bahwa penyebab kurangnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran teori adalah metode mengajar masih terpusat pada guru, motivasi dalam diri peserta didik masih rendah dan media pembelajaran guru yang kurang menarik. Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut perlu penggunaan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, penulis yang berperan sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan media video melalui  model pembelajaran Problem Based Learning. Best Practice ini dapat dijadikan referensi bagi guru lain untuk menginovasi pembelajarannya.
Dalam praktik pembelajaran ada beberapa tantangan yang ditemukan antara lain motivasi belajar peserta didik yang rendah, cenderung pasif dalam pembelajaran, dan bosan dengan pembelajaran teori. Strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan dalam kegiatan pembelajaran adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning disertai dengan media peraga karya seni lukis kolase plastik dan media video.
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran sesuai dengan Sintaks PBL, yaitu  orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisaikan peserta didik, dengan mengelompokkan peserta didik secara heterogen, membimbing peserta didik, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses  pemecahan masalah, melaksanakan asessmen dan refleksi pembelajaran. Sumber daya /materi untuk yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini yaitu perangkat pembelajaran lengkap, media peraga, video dari youtube, laptop, LCD proyektor, dan siswa sebagai subyek.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning  menggunakan alat  peraga karya seni lukis kolase plastik pada fase orientasi peserta didik pada masalah berlangsung aktif. Peserta didik aktif merespon pertanyaan guru, termasuk mengajukan pertanyaan  pada guru.  Begitu juga pada fase diskusi peserta didik mampu memecahkan permasalahan yang diberikan. Demikian juga pada penggunaan media peraga karya seni lukis kolase plastik dapat memberikan pengalaman yang konkret bagi peserta didik. Sedangkan media video  dapat menarik perhatian siswa, meningkatkan pengetahuan, daya imajinasi, dan memicu siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran seni budaya.
Pembelajaran dengan  pemanfaatan media video  guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui model pembelajaran Problem Based Learning Kelas X di SMK Terpadu Al Anwar Kabupaten Trenggalek  layak untuk rujukan dalam  pembelajaran. Karena mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik dilihat dari tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dibuktikan dengan capaian hasil belajar siswa yang sudah di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Siswa lebih termotivasi dan fokus karena pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan . Hal ini tidak lepas dari pemilihan model pembelajaran yang inovatif dan  media pembelajaran guru yang menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H