Tidak seperti biasanya, kamis pagi ini setelah tiba di sekolah saya tidak langsung masuk ruang guru. Singgah sebentar di taman, mengisi peresensi, lalu pindah ke sport center.
Duduk di salah satu alat olah raga depan ruang guru. Menggunakannya sambil mendengarkan ayat-ayat suci al Qur'an yg dilantunkan dengan suara kuat dari speaker masjid sekolah, Darul Falah.
Mendengarkan ayat suci al Qur'an sambil berkontemplasi. Menyimak dan mencoba menterjemahkan arti ayat yang dilantunkan. Jejak-jejak memori belajar bahasa arab masih tersisa. Hasilnya, sebagai pengingat diri:
- harus selalu bersyukur dalam kehidupan
- Anjuran untuk tidak bersedih dalam menghadapi permasalahan kehidupan, la tahzan
- Akan merugi manusia yang lebih mementingkan kehidupan dunia dibanding dengan akhirat
- Berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua.
- Larangan berkolaborasi dengan syaitan karena sejatinya dia mengingkari Pemilik alam semesta
- Yakinlah bahwa rizki itu dari Alloh. Jangan risau.
- Perlakukan anak yatim dengan baik.
- Mengambil hikmah terkait perjuangan nabi Ibrahim.
- Berjihad, berjuang di jalan Alloh dengan seluruh jiwa raga.
- Mengambil hikmah dari sejarah perjalanan sejarah bani Israil.
Tiba-tiba bel berbunyi. Tanda dimulainya kegiatan pembiasaan pagi.
Lantunan ayat berhenti.
Informasi berupa anjuran untuk menuju ke masjid.
Sayup-sayur lafal Istighfar terdengar dari speaker diikuti lantunan Asmaul husna dengan suara pelan dan tempo lambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H