Mohon tunggu...
Herliana Nanda Kusuma
Herliana Nanda Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Herliana Nanda Kusuma

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Penanganan Pandemi Covid-19

12 April 2020   17:25 Diperbarui: 12 April 2020   17:32 1679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Di era modern seperti saat ini teknologi telah menjajah di seluruh aspek kehidupan. Saat ini hampir tidak ada aspek yang terlewatkan oleh pengaruh perkembangan teknologi. Salah satu teknologi itu misalnya dalam bidang informasi dan komunikasi. Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi membuat penyebaran informasi dan komunikasi menjadi semakin mudah. 

Pada dasarnya teknologi merupakan suatu sarana yang dapat meningkatkan nilai tambah kegunaan suatu objek, guna menunjang kehidupan manusia. Berbagai macam teknologi telah diciptakan dari sejak zaman prasejarah hingga sekarang sesuai tingkat kebutuhan dan kekuatan daya pikir manusia. Kebutuhan manusia yang tidak akan ada habisnya serta sumber daya yang sangat terbatas memaksa manusia mengembangkan daya pikirnya guna menunjang kehidupannya. Teknologi telah menyasar ke segala aspek, salah satunya teknologi informasi dan komunikasi.

Adanya teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan segala informasi dari seluruh dunia dapat kita ketahui dengan cepat. Salah satunya ialah berita tentang suatu wabah penyakit yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China. Wabah ini menyebar dengan cepat hingga sekarang sudah menjadi pandemi dunia. Pandemi ini sendiri merupakan suatu wabah penyakit yang menyerang secara global. 

Ilmuwan China segera mengidentifikasi virus Corona baru sebagai agen penyebab utama dan diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2). Sehingga, penyakit ini disebut dengan Coronavirus Disease-2019 atau Covid-19. Virus Corona menular ke manusia dan dapat menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Orang lanjut usia (lansia) yang berusia di atas 60 tahun dan yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernafasan kronis, dan kanker, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah hingga kematian.

Penyebab COVID-19 disebut sindrom pernafasan akut parah Corona Virus 2 (SARS CoV-2). Ini adalah jenis baru virus corona yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Penyebaran wabah yang berawal dari Wuhan, China ini pun tergolong cukup cepat. Setelah kasus ini merebak di China kasus-kasus serupa segera terdeteksi di beberapa negara lain.

Sampai saat ini terdapat 7 corona virus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:
HCoV-229E
HCoV-OC43
HCoV-NL63
HCoV-HKU1
SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut)
MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah)
COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus. Menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan

Menurut WHO ciri-ciri virus corona adalah batuk, demam (suhu tubuh diatas 38 derajat Celcius), dan sesak napas. Namun, ada beberapa gejala lain yang bisa terjadi, misalnya pilek, sakit tenggorokan, dan pusing. Walaupun begitu, ada alasan gejala corona pada anak muda tak terdeteksi. Pertama karena virus belum muncul atau masih dalam tahap inkubasi. Kemudian, gejala corona anak muda tak terdeteksi karena sistem daya tahan tubuh yang baik. Namun, tubuh sang anak justru menjadi carrier atau pembawa virus dan dapat menyebarkan ke orang lain.

Untuk mencegah agar kita tidak tertular virus corona Covid-19, berikut panduan lengkapnya dari WHO :
1. Cuci tangan sesering mugkin
Cuci tangan secara teratur dan sesering mungkin dengan sabun dan air atau bahan mengandung alkohol akan membunuh virus yang mungkin ada di tangan kamu.
2. Terapkan social distancing
Jaga jarak minimal 1 meter dengan mereka yang batuk atau bersih. Alasannya, ketika seseorang batuk atau bersin atau bersih, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus. Jika terlalu dekat, kamu bisa menghirup tetesan air yang mungkin saja mengandung virus COVID-19.
3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan virus mungkin menempel di sana. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut kamu. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat sakit.
4. Lakukan aturan bersin yang benar
Pastikan kamu, dan orang-orang di sekitar untuk selalu menutupi mulut dan menutupi hidung dengan siku tangan yang ditekut ketika batuk atau bersih. Kemudian segera buang tisu bekasnya. Alasannya, tetesan menyebarkan virus.
5. Jika mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segeralah berobat
Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat. Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat. Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah Anda.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan dalam melakukan sosialisasi perihal Covid-19 ini. Hal ini juga memungkinkan mengurangi kasus penyebaran virus dan penanganan dini pada orang-orang yang masuk ke dalam kategori. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga dipakai dalam bidang pendidikan. Penerapan sosial distancing yang mengakibatkan seluruh instansi pendidikan (sekolah dan universitas) di liburkan untuk sementara sampai pandemi ini berakhir. Untuk itu teknologi ini digunakan untuk mengaktifkan pembelajaran secara daring, baik dengan menggunakan media pembelajaran mandiri, kelas online bersama guru/dosen, maupun dengan melakukan diskusi kelompok secara online.

Bahkan kini untuk tenaga kerja/karyawan dengan pekerjaan yang tidak menuntut untuk datang langsung ke kantor dapat dilakukan dirumah (work from home). Kecuali untuk para pekerja informal yang pekerjaannya tidak bisa dilakukan di rumah masih diperbolehkan untuk bekerja. Semua ini dilakukan untuk mengurangi jumlah penularan wabah yang kian merebak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun