Sebelum perang Ukraina kebutuhan BBM Indonesia 1,4 juta barel per hari. Sementara kapasitas dalam negri hanya mampu memproduksi 700-800 ribu barel. Saat kondisi normal saja Indonesia devisit minyak dan harus impor 500-600 ribu barel per hari. Bagaimana sekarang?
Sekarang harga West Texas Intermediate (WTI) oil dijual di Indonesia tembus diatas 125 USD/barel. Belum lagi perusahan raksasa migas seperti ConocoPhilips, Shell, hengkang dari Indonesia sementara Chevron melepas Deep Water Development ke perusahaan Italia, INA. Ada beberapa faktor  sebab mereka angkat kaki. Diantara iklim investasi yg kurang menjanjikan, tidak ada kepastian hukum, kondisi lapangan di Indonesia sudah mulai mature serta alasan divestasi mengacu portofolio yang mereka buat. Rugi! Bahasa sederhananya, mah. Ya, krisis ekonomi di depan mata, harga-harga bakal melonjak tinggi.
BBM sudah lebih dulu naik. Ditambah minyak goreng langka dipasaran. Ini yah, aneh! minyak goreng hilang dipasaran tapi para pakar ekonom lemah lunglai tak berdaya. Negara dengan lahan lahan sawit lebih dari 14 juta hektar tapi tidak bisa nutupi kebutuhan minyak goreng. Ibarat semut terkunci di toples, nyari gula enggak ketemu. Karena gulanya disimpen dikaleng bekas biskuit. Yasalam.
Â
Apa yang bakal terjadi selanjutnya? Kalau saya ngopi. Anda ngapain?
Cai-Pinang
5 Wage 1955 Rowah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H