Herlambang Kusuma Wardana
CINTA REBAH DI PENGHUJUNG SENJA
mendung berhamburan di matamu
petir sesekali menggelegar di dalam dada
tak terlihat rona matahari di pipimu
hanya sisa pertanyaan yang tak pernah selesai terjawab
saat kau memilih untuk melupakan musim
di setiap percakapan
hati yang terbelah adalah kemarau
bagi senyum yang sulit menemukan
keteduhan di setiap parau
nadi yang tergores adalah hujan
bagi hari-hari yang meluap
dari badai yang tak kunjung reda
adakah musim gugur membuat rontok
ilusi yang kau cipta dari timbunan masa lalu
ataukah musim dingin menggigilkan
harapan yang kerap kau langitkan
di mana musim semi telah beranjak
dari pagi yang tak sekalipun menuai embun
malam adalah sunyi yang terus kau madahkan
bagi puisi yang selalu kau cecap diberbagai cuaca
meski kau sendiri masih belum sepenuhnya memahami arti
cinta yang seringkali rebah di penghujung senja
Semarang, 01 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H