Di balik hiruk pikuk Kota Depok, Jalan Pasir Putih Sawangan menawarkan pemandangan yang tak biasa. Di sanalah, anak-anak dengan antusias mengawal perjalanan bus dengan mengendarai sepeda motor bahkan sepeda. Mengawal perjalanan bus yang diiringi teriakan "Om Telolet Om" yang riang. Bunyi klakson basuri yang khas bagaikan alunan musik ceria yang menghibur para pengguna jalan.
Antusiasme anak-anak tak hanya disitu. Di atas kursi belakang pemotor, penumpang merekam momen tersebut dengan ponsel pintar, menjadikan bus-bus yang melintas sebagai bintang utama dalam video mereka. Di sisi lain, beberapa anak menanti bus yang melintas dari arah tempat wisata Pasir Putih, menanti momen untuk meminta sopir bus memainkan klakson dengan nada irama yang unik.
Fenomena "telolet" ini tak hanya menjadi hiburan semata. Bagi anak-anak, momen ini menjadi sebuah “petualangan kecil yang menyenangkan”. Mereka berlomba-lomba mengabadikan momen dengan ponsel pintar, menjadikan bus-bus yang melintas sebagai bintang utama dalam video mereka.
Klakson Basuri, yang kini menjadi favorit anak-anak, sering kali membuat mereka berteriak dengan kalimat ‘Om Telolet Om’. Bunyi klakson bus yang unik dan ceria memberikan semacam hiburan sepanjang Jalan Pasir Putih.
Namun, klakson ‘telolet’ bukan hanya hiburan semata. Hingga, seorang pria dewasa berpakaian seragam khaki PNS menghadang bus yang sedang melintas di depan sekolah di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Pria tersebut dengan berani meloncat dan memukul pintu sopir beberapa kali dengan tangan kosong. Bus berwarna ungu itu pun melambat hingga berhenti.
Aksi guru Sekolah Dasar (SD) tersebut pun viral di sosial media (sosmed) usai diunggah di akun Instagram infodepok_id serta akun-akun lain yang memposting ulang.
Terlepas maksud pria dewasa berpakaian seragam khaki PNS, memang setiap bunyi bus dengan klakson khas ini membuat siswa-siswa berlari dengan kecerian ke pinggir jalan hanya untuk menyaksikan bus lewat dengan ‘telolet’.
Namun, di balik keceriaan ini, terdapat potensi bahaya yang mengintai. Antusiasme anak-anak dalam menyambut bus "telolet" kerap kali membawa mereka berlari ke tepi jalan, membahayakan keselamatan mereka.
Padahal mereka masih mengenakan seragam dan berada di wilayah sekolah, yang seharusnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini pun menjadi kekhawatiran bagi para orang tua dan guru, seperti yang diceritakan oleh seorang guru SD di Pasir Putih.
Kita perlu bijak dalam menyikapinya. Bagi para pengemudi bus, penting untuk selalu memprioritaskan keselamatan, tidak terlena dengan permintaan "telolet", dan selalu waspada terhadap anak-anak di sekitar jalan. Orang tua dan guru pun perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, memastikan mereka tidak membahayakan diri saat bermain di pinggir jalan.
Klakson "telolet" boleh saja menjadi hiburan, namun keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama. Mari kita jaga keceriaan di Jalan Pasir Putih Sawangan dengan penuh tanggung jawab, sehingga hiburan dan keamanan dapat berjalan beriringan.
Kesimpulan:
Fenomena klakson "telolet" di Jalan Pasir Putih Sawangan menghadirkan perpaduan hiburan dan bahaya. Di satu sisi, klakson ini memberikan keceriaan bagi anak-anak dan pengguna jalan. Di sisi lain, antusiasme yang berlebihan dapat membahayakan keselamatan. Diperlukan kebijaksanaan dan tanggung jawab dari berbagai pihak untuk memastikan hiburan ini dapat dinikmati dengan aman. (hes50)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H