Mohon tunggu...
Tarigan Sibero
Tarigan Sibero Mohon Tunggu... Pilot - Pensiunan yang masih gemar menulis

Lulusan AAU-64 | Pecinta Berat C130 Hercules | Penulis Buku 50Tahun Hercules | Pernah bekerja sebagai Quality Control and Assurance di sebuah Sekolah Penerbang

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Human Factor atau Human Error

28 Maret 2022   16:40 Diperbarui: 28 Maret 2022   16:44 10023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pilot pada kokpit (foto: military material/pixabay.com)

6. Perhatikan, diteliti dan dipelajari sekecil apapun informasi yang masuk tentang "behavior" personil dilapangan yang diluar kebiasaan. Ingat, sekecil apapun kalau api sudah menyala akan cepat menjadi besar kalau tidak segera dipadamkan.


Semua faktor-faktor tersebut diatas merupaka fungsi dari "human factor", yang bila tidak dikelola dengan saksama akan dapat memicu terjadinya "human error".

Di sebuah Sekolah Penerbang, pada saat istirahat makan siang terdengan sekitar obrolan sesama siswa, obrolan apalagi kalau bukan tentang pengalaman masing-masing sewaktu latihan terbang. 

Salah seorang siswa bercerita tentang galaknya instruktur "A", selalu marah-marah kalau kita berbuat kesalahan, bahkan kadang-kadang bisa memukul siswa.  "Iya, saya juga pernah kena pukul".  "Iya, saya juga pernah dipukul"celetuk siswa lainnya.  

Wika (bukan nama sebenarnya) yang dari tadi diam saja, tiba-tiba nyeletuk "saya juga pernah dipukul, hampir saja saya balas pukul, karena saya pikir uang gajinya kan dari uang orang tua kita".

Untung saya masih sabar, karena saya berpikir kita masih membutuhkan ilmunya.  Seorang senior staff yang juga sedang makan bersama siswa disitu mendengar obrolan tersebut, namun karena dianggap hal yang biasa sehingga merasa tidak perlu disampaikan kepada pimpinan perusahaan.


Tibalah saatnya Wika bersama 9 siswa seangkatannyan untuk mengikuti pelatihan "checkride" dalam rangka mengakhiri masa pendidikan di Sekolah Penerbang tersebut. "Checkride" akan dilakukan oleh penerbang "checker" yang didatangkan dari kantor otoritas penerbangan negara setempat.

Sebagai persiapan seluruh siswa melaksanakan latihan terbang terakhir dengan Instruktur Sekolah Penerbang dengan mengulangi semua gerakan-gerakan penerbangan, penerapan SOP, dan prosedur penerbangan. Dijadwalkan Wika akan terbang dengan instruktur "A" bersama dua siswa lainnya, Wika mendapat giliran ketiga (terakhir).

Setelah dua siswa selesai, Wika memasuki kokpit pesawat latih dan terbang menuju sebuah "training area"yang agak jauh dari "home base".  Mendekati 1 jam penerbangan, kantor Sekolah Penerbang menerima telepon dari menara pengawas lalu lintas penerbangan bahwa sebuah pesawat latih telah hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas penerbangan. 

Melalui layar pada "spider track" di kantor Sekolah Penerbang dapat diketahui posisi terakhir ketika pesawat latih hilang dari layar monitor, dari mana dapat diketahui situasi terakhir pesawat, berapa ketinggiannya, kecepatan serta heading nya.  

Dari perubahan-perubahan yang terjadi secara mendadak, pada ketinggian, arah , dan kecepatan diperkirakan bahwa pesawat sedang mengadakan latihan "unusual position", tetapi mengapa tiba-tiba bisa kehilangan kontak dengan menara pengawas?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun