Mohon tunggu...
Tarigan Sibero
Tarigan Sibero Mohon Tunggu... Pilot - Pensiunan yang masih gemar menulis

Lulusan AAU-64 | Pecinta Berat C130 Hercules | Penulis Buku 50Tahun Hercules | Pernah bekerja sebagai Quality Control and Assurance di sebuah Sekolah Penerbang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Andai Indonesia Memiliki Pesawat AC-130 Gunship

25 Februari 2022   04:22 Diperbarui: 25 Februari 2022   04:39 4050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat AC-130 (foto: Lockheed Martin)


    Pesawat-pesawat C-130 Hercules AU Amerika Serikat dalam perang Vietnam pada awalnya hanyalah sebagai pesawat pendukung guna menjamin kelancaran mobilitas pasukan dan logistik perang serta kelangsungan operasional pesawat-pesawat tempur AU Amerika Serikat saja.  Akan tetapi kadang-kadang juga harus menerobos memasuki “zona merah” daerah pertempuran setiap saat diperlukan untuk memasok amunisi, peralatan komunikasi, ataupun makanan serta logistik lainnya yang sangat mendesak dibutuhkan oleh pasukan Darat Amerika Serikat yang posisinya dalam keadaan terjepit.  Dalam menjalankan misi tersebut, Hercules kadang-kadang harus terbang rendah, sehingga badannya yang gendut menjadi sasaran empuk bagi peluru-peluru senjata gerilyawan Vietkong.  

Untuk mengeliminer ancaman tersebut serta terinspirasi oleh keberhasilan jenis pesawat C-47 Dakota Gunship yang telah berjaya dalam misi-misi seperti itu sebelumnya, AU Amerika Serikat mengembangkan salah satu pesawat Hercules C-130A, yang dipersenjatai dengan 4 mini gun caliber 7,62 mm, GE-XMU 470 dan Canon putar caliber 20 mm GE-M- 61 Vulcan pada kedua sisi badannya lengkap dengan visir elektronik dan sensor infra red. 

Uji coba yang dilakukan di Eglin AFB menunjukkan hasil memuaskan dan mulai dilibatkan dalam penugasan “Air to Ground Attack” terhadap kubu-kubu dan bunker-bunker gerilyawan Vietkong sejak tahun 1967. 

Melihat keberhasilan tersebut, selanjutnya AU-Amerika Serikat mengembangkan lagi beberapa Hercules C-130A dengan jenis persenjataan yang lebih besar, serta alat bantu instrumentasi yang lebih modern, panel penembakan sistem komputer dan lampu sorot kekuatan 20 KW sebagai “Night Observation Device” untuk keperluan bila beroperasi pada malam hari.  Seluruhnya menjadi sebanyak 19 pesawat Hercules AC-130 Gunship ditempatkan pada Skadron Khusus di Nha Trang AB sekitar 165 KM sebelah Utara kota Saigon.


Peran pesawat-pesawat C-130 Hercules yang pada awalnya hanya sebagai pesawat pendukung berubah secara total menjadi peran yang sangat dominan.  Dapat dibayangkan, dengan 15 ton bahan bakar, dan 15 ton muatan peluru berbagai caliber, Hercules AC-130 Gunship mampu berputar-putar paling tidak selama 6 jam terbang untuk mencari dan menghancurkan kubu-kubu gerilyawan Vietkong.  Pasukan Vietkong yang pada awalnya mengira pesawat-pesawat Hercules hanya sebagai pesawat angkut biasa, ternyata telah menjelma menjadi monster pembunuh massal, yang paling ditakuti karena dalam satu sorti penerbangan operasi saja, Gunship mampu merobohkan tidak kurang dari 300 pasukan Vietkong.  Tercatat selama keterlibatan pesawat-pesawat Hercules AC-130 Gunship dalam perang Vietnam telah berhasil menghancurkan 10.000 truck, dan puluhan ribu pasukan Vietnam mati terbunuh.  

Dengan keberhasilan tersebut, AU Amerika Serikat melanjutkan program-program pengembangan AC-130 Gunship, baik pada tipe A, B, dan tipe C-130H dengan persenjataan yang lebih besar jenis meriam Howitzer 105 mm dan visir bidik elektronik yang canggih. Para perancang pengembangan pesawat Hercules menjadi AC-130 Gunship dengan berani dan bangga mengatakan Hercules AC-130 Gunship telah lahir sebagai satu generasi pesawat tempur “Air to Ground Attack” terhebat yang pernah diciptakan manusia.  

Seperti yang dikatakan oleh Kepala Proyek Pengembangan mutakhir sebanyak 13 unit AC-130H “No other Air to Ground Attack platform in the world offer this capability”.
Beberapa keberhasilan pesawat AC-130 Gunship di berbagai medan tempur, antara lain  :


a.Pada tahun 1983 di Grenada dalam operasi “Urgent Fury”, beberapa pesawat AC-130 Gunship USAF berhasil membungkam sistem Pertahanan Udara dan menghambat gerakan maju pihak musuh, sehingga penerjunan  dan “air landed” pasukan darat berlangsung dengan aman, dan lapangan udara Paint Salines dapat dikuasai tanpa perlawanan yang berarti.

       

b Keterlibatan lain dari pesawat AC-130 Gunship USAF, ketika pada tahun 1989, beberapa pesawat AC-130 Gunship yang tergabung dalam operasi “Just Cause” berhasil memporak porandakan Markas Besar dan Fasilitas Pusat Komando dan Pengendalian Angkatan Perang Panama.

c..  Dalam operasi “Desert Storm” di Irak pada tahun 1991 dimana beberapa pesawat AC-130U  Gunship melaksanakan “Close Air Support Operation” dan “Force Protection Mission” sehingga memberi peluang bergerak maju pasukan darat Amerika Serikat.

d.  tBeberapa pesawat AC-130 Gunship USAF terlibat dalam operasi ‘Restore Hope & United Shield” pada tahun 1993-1994 di Somalia dengan menggelar “Close Air Support” untuk memberikan perlindungan gerakan pasukan  PBB di darat.

e. Pada tahun 1993-1995 pesawat AC-130 Gunship USAF terlibat dalam operasi “Deny Flight” dalam membantu pasukan NATO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun