Mohon tunggu...
Herkendra Ghiffary Sudarisman
Herkendra Ghiffary Sudarisman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kebijakan "Zero Covid" yang Berdampak pada Terhambatnya Perekonomian Cina

9 Oktober 2022   14:58 Diperbarui: 9 Oktober 2022   15:03 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai negara tempat pertama kali muncul Virus Covid-19, Cina bersih keras untuk menumpas virus ini untuk hilang negaranya. Namun, kebijakan “Zero Covid-19” dianggap terlalu ekstrim dan dapat mengancam perekenomian dari negara itu sendiri. Cina merupakan salah negara yang disaat negara lain sudah melonggarkan kebijakan Covidnya, negara ini masih menerapkan kebijakan penangan Covid yang cukup ketat, melalui Zero Covid. Dalam kebijakan ini, pemerintah cina memberlakukan lockdown, mematikan aktivitas perekonomian, dan imbauan terhadap masyarakat Cina untuk tetap di rumah saja. Beberapa sektor yang menjadi korbannya diantaranya:

  • Sektor industri

Pada April 2022, aktivitas perekonomian Cina tergganggu akibat pemberlakuan kebijakan lockdown di beberapa daerah industri yang menyebabkan ditutupnya pabrik dan menahan konsumsi. Seperti contohnya pada kota Shenzen, terdapat tiga distrik yang dikunci, termasuk pasar elektronik terbesar di dunia yang berada di sana. Setidaknya perusahaan produksi mobil, elektronik, terutama pada produk milik perusahaan Apple, menjadi korbannya.

Langkah pemerintah memberlakukan lockdown di beberapa daerah industri ini berimbas pada harga bahan baku menjadi tinggi dan mengacaukan rantai pasokan barang. Laba bersih sektor industri negara ini kemudian susut hingga 8,5%. Menunjukkan penurunan tercepat dibanding ketika masa awal pandemi dua tahun lalu.

  • Pasar properti dan sektor manufaktur

Selain itu, sektor lain yang terkena dampak kebijakan Zero Covid dapat dilihat melalui melemahnya pasar properti dan sektor manufaktur Cina. Padahal kedua sektor tersebut jika digambungkan merupakan penyumbang dari setengah produk domestik bruto di Cina. Berdasarkan sumber dari China Index Academy, sebanyak 70 kota melaporkan pada bulan Agustus 2022, terdapat penurunan harga rumah terbesar sejak pandemi Covid-19. Para nasabah juga menolak untuk membayar KPR karena adanya kontruksi rumah yang terhenti.

Pemboikotan ini berdampak pada rusaknya citra properti cina yang tentu menjadi ancaman serius pada sektor keuangan Cina. Berbeda dengan negara lain yang pernah merasakan masalah yang sama, sumber dari merosotnya properti di Cina ini bukan karena kondisi pasar melainkan memang kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, dalam hal ini Zero Covid.

Pada akhirnya, kebijakan yang sebelumnya diberlukan Dengan tujuan untuk menumpas pandemi Covid-19 malah berimbas pada merosotnya perekonomian negara Cina. Karena banyaknya dampak negatif yang dihasilkan, Cina belum menunjukkan titik terangnya untuk melonggarkan kebijakan ini. Pada awalnya memang negara ini  memiliki keinginan untuk sedikit demi sedikit memulai meringankan kebijakan dari Zero Covid, menimbang karena dampak ekonomi yang dihasilkan sangat besar dan menganggap varian baru, Omnicron yang tidak separah varian sebelumnya. Namun, Cina mengurungkan rencana tersebut karena adanya outbreak baru di pertengahan musim semi. Karena masalah tersebut, Cina mengalami kesulitan untuk memperbaiki perekonomiannya di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum usai di negaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun