Mohon tunggu...
Herjono Tampubolon
Herjono Tampubolon Mohon Tunggu... Petani - TAMPUBOLON

Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Program Kerja Pemerintah untuk Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

16 Mei 2019   15:00 Diperbarui: 16 Mei 2019   15:14 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat melimpah bahkan sering dijuluki sebagai tanah surga karena tanah nya yang subur. Indonesia memiliki dua iklim yang sangat cocok untuk bidang pertanian.Menurut data FAO pada tahun 2016, Indonesia menduduki posisi ketiga penghasil padi terbesar di dunia setelah China dan India dengan produksi 77 juta ton. Produksi tersebut berasal dari pe tani kelas bawah dan petani kelas menengah. Namun sayangnya, dengan jumlah produksi yang begitu besar, Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan pangannya dengan kata lain masih melakukan impor beras dari negara lain.

 Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Momon Rusmono saat melantik 50 wisudawan di STPP Medan (18/8) mengatakan bahwa setiap tahunnya terdapat 2% jumlah rumah tangga pertanian yang beralih profesi. Dari data petani yang ada saat ini terdapat 61% petani berusia 45 tahun sehingga dapat mempengaruhi produksi pangan ketika mereka telah mencapai masa produktifnya karena tidak ada generasi penerus untuuk melanjutkan pertanian di indonesia. Semakin berkurangnya generasi penerus di bidang pertanian dapat mengancam ketahanan pangan karena kebutuhan dan jumlah penduduk yang harus dipenuhi kebutuhannya semakin meningkat.

Untuk menangani masalah regenerasi pertanian di Indonesia semua pihak harus terlibat dalam penanganan nya secara khusus dan bertahap. Terlebih kepada pemerintah dalam membuat kebijakan tentang pertanian harus sesuai dengan keadaan sesungguhnya dilapangan agar para petani sebagai ujung tombak pertanian mampu meningkatkan produksi.

Pertanian berkelanjutan yang harus direncanakan tidak boleh hanya berbicara mengenai peningkatan hasil panen, penyiapan infrastruktur, diversifiksi pangan. Namun harus jelas bahwa pertanian berkelanjutan dapat menjamin ketahanan pangan suatu negara.

Untuk menangani permasalahan ini pemerintah melakukan program untuk memperbaiki generasi pertanian yang dilakukan oleh BPPSDMP yaitu:

1. Pendampingan mahasiswa dalam upaya khusus peningkatan produksi dibidang pangan. Kegiatan ini banyak melibatkan STPP, BPTP, Penyuluhan Pertanian, Perguruan Tinggi Mitra serta Dinas dan Instansi terkait sektor pertanian. Pada tahun pertama yang didampingi adalah PAJALE (Padi jagung kedelai) dan ditahun kedua bertambah menjadi 7 komoditi unggulan yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, daging, tebu dan aneka cabe. Ditahun ketiga ditambah dengan SIWAB (sapi indukan wajib bunting).

2. Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian(PWMP). Hal ini merupakan program penumbuhan wirausahawan dibidang pertanian untuk SMK PP, mahasiswa STPP dan alumni Perguruan Tingg Mitra Kementrian Pertanian yang memiliki fakultas pertanian atau peternakan. Program  ini dilaukan secara berkelompok dan didampingi selama tiga tahun untuk menjdi wirausahawan yang mandiri dan tangguh.

3. Pengembangan SMK PP dan transormsi STPP menjadi POLBANGTAN. Target dari kementrian pertanian tahun 2018-2019 indonesi akan memiliki 10 POLBANGTAN yang merupakan pendidikan tinggi vokasi dengan berbagai program studi yang mendukung program-program kementrian pertanian. Lulusan POLBANGTAN diharapkan mampu menjadi wirausahawan muda yang dapat menciptakan peluang kerja di bidang pertanian.

4. Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan. Saat ini terdapat 5.515 BPP diseluruh Indonesia. BPP ini berperan penting untuk membina para petani muda di indonesia. Apabila dalam setahun masing-masing mampu membina 6 orang pemuda tani, maka dalam setahun akan akan tumbuh 33.090 petani muda yang ahli dibidangnya. Pemuda tani dipacu untuk mengoptimalkan lahan yang ada disekitarnya, menerapkan teknologi yang lebih berdaya guna, serta menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri, sehingga dapat terjalin keberlanjutan usaha dengan terjaminnya ketersediaan agro input dan pasar untuk penjualan hasil produksinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun