Harus diakui, tidak banyak penyandang disabilitas yang mendapat kesempatan berinteraksi dengan masyarakat atau komunitas non-disabilitas. Alhasil, situasi tersebut menyebabkan penyandang disabilitas bagaikan katak dalam tempurung, dan itu berdampak pada pola pikir, sikap, dan tingkah laku.Â
"Karena itu banyak disablitas yang dinilai berperilaku janggal oleh masyarakat. Tidak sedikit di antara mereka mudah baper (bawa perasaan), kuper (kurang pergaulan). Atau malah ada yang suka caper (cari perhatian)," ungkap pendiri Cerita Inspiratif Paradisabilitas tentang cinta, iman, pengharapan (CipCip Community), Monica Linda, Jumat (24/8).Â
Karenanya CipCip Community seringkali mengajak penyandang disabilitas untuk mau mengembangkan diri guna memiliki karakter yang baik sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan berguna untuk masyarakat.Â
"Pada berbagai program CipCip Community, kami menekankan pentingnya pengembangan diri, pengembangan karakter dan potensi diri para penyandang disabilitas. Pengembangan diri tersebut kami padukan dengan acara jalan-jalan dan rekreasi bersama," papar Linda.
 "Ada 17 penyandang disabilitas serta 18 orang yang merupakan keluarga disabilitas dan para relawan. Seusai mendapatkan pelatihan pengembangan diri, kami rekreasi an makan bersama di sebuah restoran burger di kawasan Harapan Indah Bekasi. Di sana kami ingin menunjukan pada masyarakat bahwasannya disabilitas mampu bersosialisasi dan beradaptasi di tengah masyarakat," pungkas Linda.
Ignatius Herjanjam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H