Mohon tunggu...
Herjanjam
Herjanjam Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Disabilitas No Baper, No Caper, No Kuper

24 Agustus 2018   12:10 Diperbarui: 24 Agustus 2018   12:26 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyandang disabilitas mengikuti pelatihan pengembangan diri. Dokumentasi pribadi

Harus diakui, tidak banyak penyandang disabilitas yang mendapat kesempatan berinteraksi dengan masyarakat atau komunitas non-disabilitas. Alhasil, situasi tersebut menyebabkan penyandang disabilitas bagaikan katak dalam tempurung, dan itu berdampak pada pola pikir, sikap, dan tingkah laku. 

"Karena itu banyak disablitas yang dinilai berperilaku janggal oleh masyarakat. Tidak sedikit di antara mereka mudah baper (bawa perasaan), kuper (kurang pergaulan). Atau malah ada yang suka caper (cari perhatian)," ungkap pendiri Cerita Inspiratif Paradisabilitas tentang cinta, iman, pengharapan (CipCip Community), Monica Linda, Jumat (24/8). 

Karenanya CipCip Community seringkali mengajak penyandang disabilitas untuk mau mengembangkan diri guna memiliki karakter yang baik sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan berguna untuk masyarakat. 

"Pada berbagai program CipCip Community, kami menekankan pentingnya pengembangan diri, pengembangan karakter dan potensi diri para penyandang disabilitas. Pengembangan diri tersebut kami padukan dengan acara jalan-jalan dan rekreasi bersama," papar Linda.

Makan bersama di restoran, bersosialisasi di tengah masyarakat. |Dokumentasi pribadi
Makan bersama di restoran, bersosialisasi di tengah masyarakat. |Dokumentasi pribadi
Dia melanjutkan, pada tanggal 22 Agustus lalu sebanyak 17 penyandang disabilitas mendapat pelatihan pengembangan diri yang dibawakan oleh konselor Budi Prasetya. Dalam pelatihan tersebut, penyandang disabilitas mendapat bekal untuk mengembangkan diri dan karakter agar menjadi pribadi yang mandiri dan berguna bagi masyarakat.

 "Ada 17 penyandang disabilitas serta 18 orang yang merupakan keluarga disabilitas dan para relawan. Seusai mendapatkan pelatihan pengembangan diri, kami rekreasi an makan bersama di sebuah restoran burger di kawasan Harapan Indah Bekasi. Di sana kami ingin menunjukan pada masyarakat bahwasannya disabilitas mampu bersosialisasi dan beradaptasi di tengah masyarakat," pungkas Linda.

Ignatius Herjanjam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun