Mohon tunggu...
Heri Yati
Heri Yati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya guru di dua sekolah swasta, SMP Muhammadiyah 1 dan SMK PGRI 1 Kota Pasuruan, mengajar mapel Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba (1)

11 Juni 2023   02:55 Diperbarui: 11 Juni 2023   03:04 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibuka oleh Bu Ningsih, kemudian Bu Hera dimohon untuk menyampaikan rasa kecewanya, Bu Hera menceritakan kronologis dari awal mengapa perpustakaan perlu dibenahi, sumber masalahnya adalah perpustakaan tidak terawat baik secara ruangan maupun administrasinya dalamnya. Harusnya pihak sekolah menasehati tentang tugas dan tanggung jwab Inul sebagai pelaksanaan harian perpustakaan. Tetapi yang dilakukan Bu Ninsih, Bu Ziah dan Bu Munti malah datang ke rumah Cenul untuk minta maaf.

Apa yang terjadi, Bu Hera di gebrak dan dibentak oleh Bu Ziah dan Bu Ningsih, padahal disamping ada Bapak Kepala Sekolah. Sungguh moralnya sudah tidak waras. Mereka tidak menyadari kesalahannya, merasa jadi pahlawan kesiangan berdalih untuk mendamaikan. Mereka tidak menguasai permasalahannya, tapi sok-sokan mau jadi pendamai. Bu Hera menahan diri, mengelus dada baru tahu hari ini kalau disampingnya adalah orang-orang jahat. Tidak peka pada masalah yang sesungguhnya.

Cenul sambil menangis menceritakan sakit hati pada sikap Bu Hera, bahwa Bu Hera telah menjelekkan Cenul pada guru yang lain.

”Datangkan saja siapa orangnya yang memberi informasi kalau saya menjelekkan kamu (CenuL)”, ujar Bu Hera.

Sampai detik ini belum bisa mendatangkan/ membuktikan siapa orangnya? Memang orang itu tidak pernah ada, itu hanya rasa ketakutan Cenul saja untuk menutupi kesalahannya yang tidak bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Sebenarnya Bu Hera tahu ciri-ciri orang bersilat lidah, dia tidak akan bisa membuktikan perkataannya. Semuanya juga terdiam tuduhan yang sudah terbukti fitnah, tanpa direspon, semua membisu karena fitnahnya sudah terbukti dengan dalih tidak memperpanjang masalah.

Bentakan dan gebrakan itu masih melekat dan gak akan pernah terhapus sampai kapanpun, Bu Hera menyadari kalau dikelilingi orang-orang yang jahat. Dan kejadian itu semua terekam pada rekaman yang sudah disiapkan Bu Hera.

Namun cerita itu tidak berakhir sampai di sini, relung luka itu tetap menganga sampai kapanpun di hati Bu Hera.

Mbak Sarinah meneteskan air mata lagi, dia sudah tidak tenang bekerja di tempatnya, hatinya sudah terusik. Ulah ketiga guru yang berdalih mendamaikan tadi membuat Cenul dan mamanya semakin di atas angin. Penyebab masalah malah terbebas, mulutnya sudah menfitnah tak dipermasalahkan.

Kemana Bu Hera harus mencarikan pekerjaan buat Mbak Sarinah?

Bagaimana watak dari tokoh-tokoh di atas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun