Dibuka oleh Bu Ningsih, kemudian Bu Hera dimohon untuk menyampaikan rasa kecewanya, Bu Hera menceritakan kronologis dari awal mengapa perpustakaan perlu dibenahi, sumber masalahnya adalah perpustakaan tidak terawat baik secara ruangan maupun administrasinya dalamnya. Harusnya pihak sekolah menasehati tentang tugas dan tanggung jwab Inul sebagai pelaksanaan harian perpustakaan. Tetapi yang dilakukan Bu Ninsih, Bu Ziah dan Bu Munti malah datang ke rumah Cenul untuk minta maaf.
Apa yang terjadi, Bu Hera di gebrak dan dibentak oleh Bu Ziah dan Bu Ningsih, padahal disamping ada Bapak Kepala Sekolah. Sungguh moralnya sudah tidak waras. Mereka tidak menyadari kesalahannya, merasa jadi pahlawan kesiangan berdalih untuk mendamaikan. Mereka tidak menguasai permasalahannya, tapi sok-sokan mau jadi pendamai. Bu Hera menahan diri, mengelus dada baru tahu hari ini kalau disampingnya adalah orang-orang jahat. Tidak peka pada masalah yang sesungguhnya.
Cenul sambil menangis menceritakan sakit hati pada sikap Bu Hera, bahwa Bu Hera telah menjelekkan Cenul pada guru yang lain.
”Datangkan saja siapa orangnya yang memberi informasi kalau saya menjelekkan kamu (CenuL)”, ujar Bu Hera.
Sampai detik ini belum bisa mendatangkan/ membuktikan siapa orangnya? Memang orang itu tidak pernah ada, itu hanya rasa ketakutan Cenul saja untuk menutupi kesalahannya yang tidak bertanggung jawab dalam pekerjaannya.
Sebenarnya Bu Hera tahu ciri-ciri orang bersilat lidah, dia tidak akan bisa membuktikan perkataannya. Semuanya juga terdiam tuduhan yang sudah terbukti fitnah, tanpa direspon, semua membisu karena fitnahnya sudah terbukti dengan dalih tidak memperpanjang masalah.
Bentakan dan gebrakan itu masih melekat dan gak akan pernah terhapus sampai kapanpun, Bu Hera menyadari kalau dikelilingi orang-orang yang jahat. Dan kejadian itu semua terekam pada rekaman yang sudah disiapkan Bu Hera.
Namun cerita itu tidak berakhir sampai di sini, relung luka itu tetap menganga sampai kapanpun di hati Bu Hera.
Mbak Sarinah meneteskan air mata lagi, dia sudah tidak tenang bekerja di tempatnya, hatinya sudah terusik. Ulah ketiga guru yang berdalih mendamaikan tadi membuat Cenul dan mamanya semakin di atas angin. Penyebab masalah malah terbebas, mulutnya sudah menfitnah tak dipermasalahkan.
Kemana Bu Hera harus mencarikan pekerjaan buat Mbak Sarinah?
Bagaimana watak dari tokoh-tokoh di atas?