By: Heriyati
Â
Enam Agustus dua ribu dua puluh dua
Ponselku berdering kencang
Tak seperti biasa tangan ini bergetar
Kabar duka kuterima
Adekku Hendra Wijaya Kusuma
Telah berpulang ke Rahmatullah
Kepergianmu begitu tiba-tiba
Takdir memang harus diterima
Belum banyak waktu terjalin
Kepergianmu hancurkan batin
Hati hancur bergelimang haru
Belum sempat maaf terucap
Atas kebersamaan yang sekejap
Tak banyak asa dan harap
Hanya ingin sekali mendekap
Sebelas Oktober dua ribu dua puluh dua
Adik keduapun tiada Hendri Sriwijaya
Adik-adikku tercinta...
Kakakmu minta maaf atas semua
Tak bisa merawat dan menjaga
Belum mampu jadi sempurna
Adik-adikku tersayang...
Berdua akan selalu kukenang
Dari pagi hingga petang
Hingga saatnya kakakmu berpulang
Kepergian kalian berdua meninggalkan duka
Ada sedih yang tak terkira
Setiap kehilangan punya alasan
Rasa kecewa dan kesedihan
Muncul silih berganti isak tangis menyesakkan dada
Tanganku menengadah menghadap
Dengan sepenuh harap
Ingin sekali kalian  ku dekap
Dengar suaramu dalam senyap
Adik-adik yang kurindu
Dari segenap yang terkenang
Atas kebersamaan yang tak panjang
Kakakmu rindu kalian berdua
Kini kalian telah tiada
Dipanggil Sang Ilahi
Dan tak mungkin kembali lagi
Kakak mencoba ikhlas
Tersenyum pada sebuah kehilangan
Berbekal niat tulus dalam hati
Kukirimkan seuntai doa
Semoga kalian berdua mendapat tempat yang layak di sisiNya
Adik-adikku tercinta maafkan atas semua
Pasuruan, 21 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H