Dalam rangka menghasilkan  sumber daya insani dari Perguruan Tinggi yang yang mempunyai hard skill dan soft skil yang kreatif, inovatif, komunikatif dan  siap menghadapi era industri 4.0, Kemendikbudristek meluncurkan sebuah program yang familiar disebut dengan MBKM atau  Merdeka Belajar Kampus Merdeka.Â
Tujuan dari program MBKM  adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran karena mahasiswa akan merasakan pembelajaran yang  lebih menyenangkan dan efektif dan mengurangi beban akademik karena lebih memiliki waktu untuk menggali bakat dan minat mereka. Bagi para dosen sendiri, program MBKM menjadi suatu alat pendorong  untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat metode pembelajaran yang relevan.Â
Salah satu program MBKM yang dapat dipilih mahasiswa adalah pertukaran mahasiswa antar universitas baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan adanya program pertukaran mahasiswa ini, para mahaiswa dapat memperoleh  pengalaman baru nilai-nilai kebinekaan (keberagaman suku, agama, kepercayaan, kebudayaan, dan bahasa,  menjalin pertemanan lintas budaya, dan adat istiadat dan bahkan lintas budaya antar bangsa.Salah satu kampus di luar negeri yang sudah bekerjasama dengan Universitas Pembangunan Pancabudi untuk melaksanakan program ini adalah UMT (Universiti Malaysia Terengganu).
Universitas Pembangunan Pancabudi, sangat mendukung penuh program MBKM yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek ini. Pada awal Juni yang lalu, beberapa mahasiswa dari program studi akuntansi, manajemen dan studi pembangunan mengikuti program pertukaran mahasiswa di negara Malasysia tepatnya di  Universiti Malaysia Terengganu (UMT).Â
Dalam kegiatan pertukaran mahasiswa tersebut , selain mengikuti pembelajaran di kelas, mahasiswa juga dibawa berkunjung ke tempat wisata dan usaha kecil menengah di wilayah Terengganu. Terengganu adalah sebuah wilayah negara bagian di Malaysia yang dekat dengan pantai dan memiliki hasil ikan laut yang melimpah, sehingga banyak pelaku UMKM yang mempunyai usaha memproduksi keropok ikan yang dikenal dengan lekor. Untuk melihat lebih dekat proses produksi keropok lekor ini, mahasiswa Universitas Pembangunan Pancabudi dibawa berkunjung ke salah satu tempat usaha produksi keropok lekor  tersebut. Di tempat usaha kerupuk ikan SSAJE  mahasiswa melihat langsung bagaimana proses pembuatan keropok lekor.Â
Bahan utama untuk membuat Keropok Lekor ini adalah campuran daging ikan laut seperti ikan selayang, parang atau tamban yang sudah dipilah, dipisahkan durinya dan dihaluskan.  Kegiatan kunjungan ke tempat  usaha  lekor  ini dapat memberi pengalaman baru bagi mahasiswa karena melihat langsung bagaimana proses produksi dari mulai bahan mentah sampai menjadi sebuah produk yang siap untuk dijual.Â
Mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana implementasi ilmu akuntansi biaya yang selama ini dipelajari di kelas dari proses produksi keropok ikan atau lekor ini. Setiap kegiatan yang berlangsung dalam rangka produksi menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa dan mahasiswa juga  memperoleh informasi bagaimana tahapan dari proses produksi.. Untuk menjangkau pemasaran yang lebih luas, usaha keropok ikan SSAJE ini juga sudah memasarkan produknya melalui media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H