Tidak pernah menyangka kalau setelah sahur tiba-tiba perut melilit. Pikir punya pikir ternyata ada makanan terlalu asam yang masuk ke dalam pencernaan. Ops! Pukul 3 dini hari? Gimana mau jalan kalau berdiri tegak saja, tidak sanggup?
Tetangga! Ya, bala bantuan satu-satunya. "Bu, ada Promag?" suatu pertanyaan langsung yang diharapkan kena sasaran tembak. Yup! ternyata kita senasib tapi beliau lebih waspada daripada aku. "Terima kasih, Bu.""Langsung dikunyah, Mbak," kata si ibu. "Oh iya ya." Tidak beberapa lama, perut terasa lumayan asyik buat diajak bersih-bersih sehabis sayur tadi.
Kini walau tetap tak menyimpan Promag di rumah, aku sangat berhati-hati menjaga 'maag-ku'. Pertama, aku rajin Yoga dan menghindari makanan yang bisa memicu maag, seperti cuka pempek, nangka, durian, cempedak. Kedua, aku menjaga perasaan dan hatiku agar tidak terlalu sedih atau terlalu mengambil hati terhadap apa yang diucapkan orang. Maklum, pikiran tak menentu juga bisa membuat maag-ku main-main sehingga rasa sakit akan mendatangiku. Ketiga, aku memporsikan setengah minumanku harus air hangat. Apalagi kala buka puasa, kehangatan air, membuat perutku terasa nyaman.
Promag, bagaimanapun kalau tetap penyelamatku. Terima kasih ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H