Benar kata orang bahwa cinta itu buta. Cinta bisa hadir tanpa mengenal batasan umur dan status sosial. Kejadian  ini saya temukan pada beberapa teman saya dimana mereka menjalin asmara dengan perempuan yang umurnya lebih matang.
Di Indonesia sendiri, muncul pandangan tersendiri utamanya  bahwa hal ini tabu dilakukan. Kebanyakan orang berpikir bahwa lelaki muda (brondong) itu hanya mengincar materi.  Yah, kalau incar uang mah itu namanya Gigolo. Beda amat perbedaan berondong dan gigolo.Â
Menjalin hubungan dengan gigolo hanyalah jangka pendek tanpa ikatan dan mengincar kesenangan sesaat saja sedangkan berondong beda lagi.  Ada semacam  ikrar untuk menjalani hubungan  dengan serius dan  jangka panjang.
Ada semacam ketidakadilan sih soalnya jika laki-laki dewasa menjalin asmara dengan perempuan muda tidak menjadi masalah tetapi jika sebaliknya akan memunculkan polemik. Tapi ya sudahlah, toh yang menjalani semuanya adalah mereka dan mereka sudah berkomitmen untuk melupakan pandangan yang berseliweran di luar sana
Yang kemudian muncul dalam benak saya adalah apa yang melatarbelakangi seorang perempuan "matang" menaruh hati pada pria yang masih kinyis-kinyis. Daripada mati penasaran, saya ajukan pertanyaan ini kepada mereka.
1. Totalitas keromantisan
Di Indonesia, menunjukkan keromantisan depan umum dianggap sebagai tindakan yang norak atau lebay seperti pegangan tangan sambil jalan, menyeka keringatnya, merangkul saat jalan bersama, membawakan bunga dan masih banyak lagi.Â
Namun beberapa perempuan matang manggis, menunjukkan di depan khalayak adalah bentuk totalitas perhatiannya kepada dirinya. Semacam pertanda bahwa lelaki muda itu benar sayang dan tak gengsi berjalan dengannya.
2. Kedewasaan
Soal kedewasaan itu relatif pada setiap orang. Umur  yang tua tak menjamin bahwa orang tersebut punya pemikiran dan sikap yang dewasa. Hal inilah yang kemudian  langka ditemukan pada seorang berondong. Jika kemudian wanita dewasa menemukan berondong langka ini, maka tak segan untuk menjalin  hubungan dengannya. Â
Adapun bentuk kedewasaan tersebut seperti dukungan dalam menjalani aktifitas dan hobi, mau menjadi pendengar yang baik kala perempuan dewasa punya uneg-uneg tentang  sesuatu yang ada kaitannya dengan keluarga atau lingkungan kerja, adanya umpan balik berupa solusi permasalahan dari kejadian yang menimpa dirinya dan masih banyak lagi. Hal inilah yang pada akhirnya membuat perempuan itu nyaman dan tak mau lepas dari berondong ini.
3. Humoris
Perempuan mana yang tidak suka dengan tipe pria yang mampu menempatkan dirinya kapan dia serius kapan dia menunjukkan sisi humorisnya. Entah candaannya garing atau terlihat konyol tapi melihat usaha sang berondong untuk membuatnya terhibur membuat dia merasa nyaman.
Usia muda bukan menjadi halangan bagi perempuan dewasa untuk mencintai seorang berondong yang membawa banyak kepastian dalam hidupnya. Mampu hadir saat suka  maupun duka, mampu membuatnya bangkit dari keterpurukan, mampu memberikan solusi, menjadi pendengar yang baik,  dan mampu bersikap romantis membuat perempuan dewasa ini ingin selalu tetap disamping  sang berondong tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H