Hal inilah yang membuat saya tertantang untuk menggali sisi positif dari wilayah ini karena saya percaya bahwa setiap daerah punya potensi dan hal yang membanggakan lainnya. Pada akhirnya, saya berhasil melahirkan artikel dengan judul Fakta Unik dari Kabupaten Mimika. Saya tak menyangka tulisan itu berhasil menarik simpati pembaca sebanyak lebih dari 7000 orang. Tak hanya itu, setidaknya sudah kurang lebih 10 artikel positif lainnya tentang Mimika yang saya publikasikan. Adapun dampak positif dari hal ini adalah saya mendapatkan teman-teman baru baik dari  Kementerian Perhubungan, Kementrian Komunikasi dan Informatika, para wisatawan, para pelaku usaha, para perantau yang hendak mengadu nasib, dan masih banyak lagi.
 Sebagai anak muda yang sudah resmi jadi rakyat Mimika, maka saya punya tanggung jawab moril untuk mempromosikan konten positif dari daerah domisiliku. Jika teman-teman berkunjung ke media sosialku utamanya facebook dan blogku, kalian akan menemukan langkah saya mempromosikan keunggulan positif dari area ini seperti kearifan lokal masyarakat, potensi alam, fenomena sosial, gambaran kehidupan anak muda, dan pengalaman menarik yang saya alami.
3. Verifikasi Centang Biru di  Kompasiana
Sekedar informasi bahwa penulis blog keroyokan Kompasiana yang mendapatkan tanda verifikasi biru adalah mereka yang artikel-artikelnya tidak diragukan lagi isinya. Bukan hanya karena keaktifannya dalam menulis di satu bidang atau tema, tapi juga semangatnya dalam menyuguhkan artikel berkualitas kepada para pembaca. Walhasil, setiap kali si Kompasianer menayangkan artikel baru, pembaca langsung mengingatnya sebagai Kompasianer yang memiliki perhatian pada bidang tertentu atau Kompasianer yang konsisten dalam berbagi hal-hal positif, menarik dan bermanfaat lewat artikel dan ragam konten lainnya.
Setelah kurang lebih 5 tahun berkontribusi di Kompasiana, saya akhirnya mendapat sematan verifikasi biru. Padahal dalam  benak saya,  tak pernah terpikir bahwa kelak saya ingin status verifikasi centang biru di Kompasiana. Saya coba merenung sejenak mengapa bisa saya bisa mendapat tanda bergengsi ini. Dan saya akhirnya menemukan jawaban bahwa berkat tulisan-tulisan saya yang akhir-akhir ini mengangkat hal positif dari Papua yang kemudian menjadi indikator penilaian admin Kompasiana sehingga mendapat verifikasi tersebut.
4. Mendapat Mandat Sebagai Operator Aplikasi Cerdas Pemerintah Kabupaten
Sekedar informasi bahwa Akaimeno terdiri dari dua kata yaitu Akai dan Meno. Akai dalam bahasa suku Kamoro biasa digunakan untuk mengeluhkan sesuatu atau ungkapan saat kaget sedangkan Meno berasal dari bahasa  suku Amungme artinya kawan. Akaimeno merupakan akronim dari kata Aduan, Keluhan, Aspirasi dan Informasi.
Aplikasi ini punya tujuan mulia yaitu menciptakan iklim birokrasi yang baik, meningkatkan pelayanan SKPD Â kepada masyarakat dan wujud nyata mencerdaskan masyarakat di wilayah Tanah Amungsa Bumi Kamoro ini. Jadi tugas saya adalah menjembatani masyarakat dengan birokrasi pemerintahan dimana setiap ada aduan dari masyarakat akan diteruskan ke instansi terkait.