Saya mengganggap bahwa Papua adalah tempat pengembaraan, tempat mencari inspirasi hidup, tempat mewujudkan impian dan tempat untuk keluar dari zona kenyamanan saya selama ini. Papua adalah bagian dari rencana hidupku dimana ketika  saya lulus kuliah, saya berikrar ingin mengabdikan diri di luar daerah Sulawesi. Saya juga ingin menjajal keidealismeanku untuk mencoba jauh dari  daerah dimana ada banyak teman-teman kampus berkecimpung di tempat itu.Saya ingin mencoba suasana yang baru dan mencoba hidup dari titik nol di wilayah yang belum pernah saya jelajahi sebelumnya
Jumlah keluargaku di Papua khusunya di Kabupaten Mimika hanya bisa dihitung dengan jari saja. Belum lagi jumlah teman  hanya segelintir saja. Bagiku, ini adalah tantangan baru bagaimana saya beradaptasi sehingga nantinya bisa mendapat teman baru, tantangan untuk hidup lebih mandiri, tantangan untuk memanajemen diri dari pergaulan dan menyesuaikan diri dalam mengatur kebutuhan finansialku. Saya juga ingin mencari jawaban dari pertanyaan yang selama ini terbesit dalam pikiranku mengenai mengapa Papua sering kali  diidentikkan dengan ketertinggalan.
Saya menemukan keasyikan sendiri berkelana di daerah di Ujung Timur Indonesia ini walaupun sering kali  ada rasa cemas  menghantui  utamanya terkait dinamika kondisi keamanan di area ini. Tapi saya pasrahkan segala kehidupan ini ke tangan-Nya karena Dialah pemilik hidup ini. Saya juga percaya  bahwa Tuhan akan membukakan jalan bagi umat-Nya yang senantiasa berserah kepadanya. Apalagi mengingat bahwa Papua adalah tanah surga dimana orang bijak Papua mengatakan orang yang tulus, jujur ,dan sabar di daerah ini maka jalannya akan diberkati Tuhan.
Segudang Pengalaman di Papua Yang Mengasyikkan
Saya mendapatkan segudang pengalaman  baru yang saya tak temukan di daerah perantauan sebelumnya. Ini merupakan bagian dari pembuktian diri bahwa saya bukanlah anak kecil yang hanya bisa duduk manis berdiam diri dan tak bisa melakuka apa-apa. Saya publikasikan cerita-cerita saya ini bukan maksud untuk menyombongkan diri atau sekedar narsis, tapi ingin menginspirasi teman-teman muda  bahwa  tak ada salahnya keluar dari zona nyaman demi mendapat pengalaman baru. Dengan kondisi demikian, memacu kita melakukan kerja ekstra keras dalam meniti tangga kesuksesan. Saya ajak teman-teman melihat  jejak langkahku di Papua
1. Bintang  Iklan TV Freeport
Saya melihat kasus ini secara bijak. Adapun landasan berpikir saja  setiap perusahaan pasti pernah mengalami masa-masa labil seperti yang dialami anak muda jaman sekarang. Dalam kalkulasi bisnis, agar bisa menyelamatkan sebuah korporat dari masa-masa sulit, maka dengan terpaksa perusahaan mengeluarkan keputusan-keputusan yang tidak populis yang pada akhirnya akan menimbulkan pro dan kontra. Disadari bahwa perusahaan ini bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi, telah membuat kerusakan lingkungan akibat limbah yang dihasilkan dan di satu sisi telah menjadi mitra pemerintah Indonesia dalam membangun Papua sebagai Partner Private Parnership.
Saya sempat minder karena tak cuma saya sendiri dalam video pariwara tersebut. Saya bersanding dengan beberapa sosok yang tenar di daerah ini sebut saja Pak Athanasius Allo Rafra (tokoh masyarakat dan Mantan Caretaker Bupati Mimika), Pak Claus Wamafma (Wakil Presiden PT. Freeport Indonesia, Pak Abraham Timang (Ketua Parpol PSI dan General Secretary LPMAK) dan beberapa tokoh lainnya.  Tapi  sebagai pemuda yang sudah ber KTP Papua maka tangung jawab saya adalah memandang secara independen fenomena yang terjadi di daerahku. Saya berusaha melihat secara jernih apa kontribusi, dampak positif dan negatif dari keberadaan perusahaan yang usianya sudah 50 tahun di Tanah Papua. Satu harapan terbesar saya  bahwa semoga kedepannya tercipta keharmonisan Pemerintah Indonesia, pihak korporat PT. Freeport Indonesia dan masyarakat Papua utamanya 7 suku.
2. Duta Promosi Daerah Mimika