Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menjadi Saksi Pembangunan Infrastruktur Transportasi Sungai di Papua

18 November 2017   09:55 Diperbarui: 8 Juni 2018   10:14 3755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Menikmati Transportasi Sungai. Dok:Pribadi

Sudah setahun lebih saya berada di daerah ujung Timur Indonesia, Provinsi Papua tepatnya di Kabupaten Mimika. Walau masih tergolong prematur, ada banyak pelajaran dan pengalaman hidup yang saya temukan di Bumi Cendrawasih ini. Salah satu pengalaman berkesan itu adalah menjadi saksi langsung bagaimana bentuk perhatian pemerintahan Jokowi-JK terhadap pembangunan infrastruktur transportasi sungai ke daerah pedalaman.  

Ini merupakan wujud keseriusannya membangun Indonesia Timur khususnya Papua yang sudah termaktub dalam konsep Nawacita di mana salah satu programnya adalah mendorong pembangunan yang merata di luar Pulau Jawa. Hal ini semata-mata bertujuan untuk mengurangi ketimpangan atau disparitas antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Sekadar informasi saja, daerah yang saya huni sekarang didominasi oleh sungai. Dalam bahasa daerahnya saja, Kabupaten Mimika berarti sungai sedang meluap. dan jika kita coba telisik lebih jauh menggunakan Google Earth, terlihat  jelas bahwa mayoritas daerahnya adalah daerah aliran Sungai (DAS). Selain itu, berdasarkan dari Data Badan Pusat Statistik Mimika, diketahui  bahwa ada sekitar 94 DAS di daerah ini sehingga tak heran mendapat julukan "Negeri Di Atas Sungai". Hal ini juga berarti bahwa moda transportasi sungai menjadi salah satu moda angkutan andalan masyarakat di sini menuju ke daerah pedalaman.

Pemerintah menyadari bahwa sungai merupakan anugerah Tuhan  dan  aset berharga jika bisa dikelola dengan baik. Oleh karena itu dalam beberapa tahun belakangan ini, selain untuk memperlancar perjalanan masyarakat, pemerintah menggarap DAS untuk dikembangkan menjadi salah satu objek wisata unggulan. Tak tanggung-tanggung, anggaran yang digelontorkan tak main-main. Contohnya saja, untuk perbaikan alur sungai Ipa hingga Kokonao, menelan anggaran sekitar 17 Milliar dan untuk pengerukan sungai Keakwa dianggarkan 6.8 Milliar.

Bukti Perhatian Bapak Jokowi-JK dalam Menggarap Moda Transportasi Sungai

Masyarakat Papua merasakan betul bagaimana bentuk perhatian pemerintahan Jokowi-JK ke tanah Papua. Ada Trans Papua yang menelan anggaran triliunan dan  ada pembangunan pelabuhan laut dan bandara baru demi mendukung salah satu program andalan Pak Jokowi-JK yaitu  tol laut dan tol udara. Tak terkecuali juga terhadap pembangunan infrastuktur moda transportasi sungai. Berikut ini saya sajikan beberapa wujud realisasi pembangunan infrastruktur sungai yang saya lihat dengan mata kepala sendiri:

1. Pengerukan Sungai untuk Memperlancar Transportasi ke Daerah Pedalaman

Lokasi Pengerukan Sungai di Mimika. Dok:Pribadi
Lokasi Pengerukan Sungai di Mimika. Dok:Pribadi
Beberapa bulan lalu, saya berkesempatan mengunjungi langsung salah satu lokasi pengerukan sungai yang letaknya di daerah pedalaman. Saya bersama rombongan Dinas Perhubungan Mimika, para konsultan dan kontraktor meninjau lokasi pengerukan Sungai Keakwa. Adapun tujuan mulia dari pengerukan sungai ini adalah agar warga tak menggantungkan waktu perjalanannya lagi berdasarkan kondisi alam dalam hal ini pasang surut air, bisa memperpendek jarak sehingga bisa mengefisiensikan waktu berlayar, menghemat bahan bakar sehingga bisa menekan biaya transportasi warga dan tentunya membuka akses perjalanan bagi wisatawan yang hendak mengunjungi daerah pedalaman.

2. Pemerintah Menghibahkan Dermaga dan Kapal Penyeberangan KMP Kokonao

Kapal KMP. Kokonao dan Kantor Pelabuhan Penyeberangan Pomako. Dok:Pribadi
Kapal KMP. Kokonao dan Kantor Pelabuhan Penyeberangan Pomako. Dok:Pribadi
Dari segi historisnya, angkutan sungai adalah angkutan yang sangat tua umurnya bahkan kalau boleh dikata sebagai bagian dari angkutan tradisional. Sebagai salah satu bagian prasarana, sungai telah mampu memberikan sumbangsih yang besar  serta akses sampai jauh ke pedalaman dimana  moda transportasi lain belum menjangkaunya.

Salah satu program strategis Kabupaten Mimika adalah peningkatan alur pelayaran yang akan dilalui melalui sungai dari satu kampung atau distrik menuju ke daerah lainnya. Ini dilaksanakan dengan tujuan menunjang sektor perekonomian serta menunjang aktivitas distribusi barang guna memperlancar moda perekonomian di wilayah Kabupaten ini. Oleh karena itulah dibuat pembangunan dermaga penyeberangan disertai juga hibah kapal penyeberangan yang diberi nama KMP Kokonao. Dermaga dan kapal penyeberangan ini baru saja diresmikan tahun ini dan sudah melayani empat kali pelayaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun