Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Merancang Pembangunan Infrastruktur Papua Secara Bijak

6 November 2017   09:25 Diperbarui: 8 Juni 2018   10:10 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembangunan Salah Satu Pelabuhan di Papua. Dok:Pribadi

 Papua adalah negeri yang  berlimpah. Melimpah SDA utamanya emas, tembaga, uranium dan bahan mineral lainnya sehingga  hal inilah yang membuat PT. Freeport Indonesia hadir di Papua untuk menancapkan lini bisnisnya mengolah semuanya itu. Tak hanya itu, Papua kaya di sektor sumber daya sektor kehutanannya dimana ada banyak pohon mangrove yang tumbuh mengintari daerah pedalaman dan kayu gaharu  yang memiliki kualitas internasional untuk diekspor. Papua juga kaya dengan aneka flora dan faunanya sehingga menarik perhatian lembaga swadaya masyarakat dan organisasi internasional menelitinya. Dan masih banyak lagi kekayaan yang dimilikinya.

Terkait dengan pembangunan infrastruktur, rakyat Papua sangat berterima kasih atas campur tangan pemerintahan Jokowi-JK yang melakukan pembangunan besar-besaran di Ujung Timur Indonesia. Pembangunan jalan darat melalui program Trans Papua, pembangunan laut melalui tol laut, pembangunan udara lewat tol udara yang semuanya termaktub dalam konsep Nawacita.

Sebagai anak muda Papua yang punya perhatian pada daerahku ini,  saya ingin memberikan sedikit masukan atau lebih tepatnya gambaran kepada Bapak/Ibu di  pemerintah pusat bahwa bahwa pembangunan di wilayah ini berangkat dari kearifan lokal Papua itu sendiri. Ada wilayah yang secara adat harus dibangun dengan memperhatikan kearifan lokal dari sisi adatnya. 

Ada juga wilayah yang secara agama harus dibangun berdasarkan kearifan lokal dari sisi keagamannya. Kesimpulannya bahwa orientasi pembangunan harus memperhatikan kearifan lokal masing-masing daerah. Ada mekanisme yang menuntut terciptanya perencanaan pembangunan yang memadukan aspek teknokratik dan aspek kearifan lokal di Papua. Jadi pembangunan di Papua tidak berdasarkan maunya pusat semata, tapi harus mengakomodasi kepentingan-kepentingan lokalistik dengan porsi yang sewajarnya.

Disadari bahwa pembangunan infrastruktur yang direncanakan dengan baik akan mendukung pertumbuhan yang mantap serta pembangunan ekonomi di negeri surga ini. Bila segala sesuatunya dilakukan sekaligus dengan terburu-buru, bisa terjadi pemborosan sumber daya tanpa ada lagi kemungkinan untuk memulihkannya, dengan berbagai konsekuensi yang menghancurkan dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Walaupun cenderung masalah politik sulit diatasi, namun semua rencana induk sektoral dan lintas sektoral yang disebutkan di atas membutuhkan komitmen dari instansi-instansi di semua tingkatan pemerintahan.

Disarankan kepada pemerintah pusat untuk memutuskan kawasan-kawasan terpencil mana yang akan dihubungkan dengan jalan raya dalam jangka pendek, dan kawasan-kawasan terpencil mana yang masih harus bergantung  pada suatu sarana dan prasarana  jangka panjang. Keputusan ini harus tetap dijalankan agar pembangunan infrastruktur dapat berlanjut negeri ini dengan dukungan semua pihak untuk mencapai sasaran yang sama. Bantuan teknis dari para donor masih dapat diharapkan, tetapi pemerintahlah yang harus menggerakkan prosesnya.

Tak ada maksud untuk menggurui tapi sekedar masukan bagi pemerintah pusat sehingga lebih bijak dalam menentukan arah pembangunan infrastruktur di Tanah Papua.  Jangan lelah ya bangun ketertinggalan kami di Tanah Papua. Kami menginginkan tidak ada lagi disparitas antara Kawasan Indonesia Barat dengan Kawasan Indonesia Timur.

Penulis:

Heriyanto Rantelino, Staf Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Papua
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino

photogrid-1526642717058-5b19ef6916835f132c0ddf42.jpg
photogrid-1526642717058-5b19ef6916835f132c0ddf42.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun