Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tak Mudah Menggarap Tender Proyek di Tengah Masyarakat Papua

4 Februari 2017   19:46 Diperbarui: 8 Juni 2018   10:58 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu prioritas program kerja pemerintah Indonesia adalah adanya pemerataan pembangunan. Kegiatan ini lebih banyak  terfokus pada Kawasan Timur Indonesia (KTI) terutama di Provinsi Papua dan Papua Barat. Pembangunan infrastruktur besar-besaran  dilakukan di Bumi Cendrawasih untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain.

Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa ada banyak proyek pengerjaan pembangunan di Papua. Peluang inilah yang dilihat para kontraktor untuk meraup rejeki dan mereka berlomba-lomba ke Papua untuk mengadu nasib. Tapi tunggu dulu,  bukan berarti berlimpahnyanya proyek di Papua khususnya di daerah pedalaman membuat  proyek ini tak mengalami hambatan dalam pengerjaannya.  

Sekedar info saja ya, menjadi kontraktor di Papua tidaklah semudah menjadi kontraktor  di daerah lain di Indonesia. Jika di daerah lain, kontraktor hanya melakukan koordinasi dengan pihak konsultan dan instansi pemerintah tempat memenangkan tender, namun di Papua beda Mas/Mbak Bro. Selain kedua pihak yang disebutkan di atas, agar proyek berjalan lancar, pendekatan dilakukan juga kepada kepala kecamatan/( di Papua sering disebut kepala distrik), kepala desa, kepala suku, ketua adat, gembala jemaat/pendeta/ tokoh agama , tokoh pemuda, tokoh perempuan dan pihak dari TNI.  Tokoh-tokoh tersebut punya peranan besar dalam menjelaskan ke masyarakat sekitar tentang proyek pembangunan yang dilakukan  sehingga persepsi salah paham bisa dihindarkan. Tak jarang juga, sebelum pengerjaan, dibentuklah wadah forum komunikasi masyarakat untuk mengetahui respon masyarakat sekitar. Dengan begitu, masyarakat merasa dihargai keberadaannya dan tak disangka mereka  turut membantu pengerjaan proyek itu dengan ikhlas seperti mengangkat bahan bangunan karena mereka meyakini semakin cepat proyek dilakukan maka akan semakin cepat juga daerah mereka maju mengejar ketertinggalan.

Peta Penanganan Trans Papua. Sumber:Transpapua.Blogspot.com
Peta Penanganan Trans Papua. Sumber:Transpapua.Blogspot.com
Jalur Kereta Api di Papua. Sumber:Detik.com
Jalur Kereta Api di Papua. Sumber:Detik.com
Selain bencana alam dan keterlambatan pencairan dana pengerjaan, hambatan yang sering  terjadi adalah adanya respon masyarakat lokal yang kadang kala suka menuntut macam-macam dengan alasan Hak Ulayat. Sekedar info, hak ulayat menurut adalah  hak persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat hukum tertentu atas suatu wilayah tertentu yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah, hutan, dan air serta isinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Adapun  solusi dari permasalan ini adalah adanya pendekatan secara humanis ke masyarakat sekitar.

Saya akui sih di Papua ini ada banyak tender proyek yang ditawarkan sana-sini tapi bukan berarti mudah loh pengerjaannya. Selain adanya bencana alam dan  keterlambatan pencairan dana, kendala dari masyarakat sekitar perlu diperhitungkan agar proyek bisa berjalan lancar.

Penulis:

Heriyanto Rantelino, Staf Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Papua
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino
Instagram: Ryanlino7

photogrid-1526642717058-5b19ef6916835f132c0ddf42.jpg
photogrid-1526642717058-5b19ef6916835f132c0ddf42.jpg
MENARIK JUGA UNTUK DIBACA (Silahkan Klik)

Tips Menjadi Kontraktor Terpercaya dan Laris Manis di Tanah Papua

Fakta Unik dari Kabupaten Mimika, Provinsi Papua

Membuka Gerbang Pariwisata Papua Lewat Transportasi Sungai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun