Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Waspadalah Fresh Graduate, Data Pribadimu Bisa Disalahgunakan

6 Oktober 2016   09:43 Diperbarui: 6 Oktober 2016   16:48 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fresh graduate merujuk pada rekan-rekan pemuda yang baru saja menamatkan pendidikannya di bangku kuliah. Nah, karena baru saja lulus, tentunya masih labil alias belum memiliki pengalaman yang mumpuni dalam dunia kerja. Karena dinilai masih baru, ada beberapa oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk meraup keuntungan, utamanya dari oknum yang hendak mendirikan jasa kontraktor atau konsultan.

Salah satu persyaratan sebuah jasa kontraktor atau konsultan mendapat legalitas secara hukum, adalah harus memiliki jumlah tenaga ahli yang mumpuni di bidangnya. Oleh karena itu mereka harus melampirkan dokumen pribadi tenaga ahlinya yaitu fotokopi ijazah yang sudah dilegalisasi, fotokopi KTP, fotokopi NPWP, dan pas foto terbaru. Merekapun putar otak, agar mereka bisa menghemat dana, mereka seolah-olah punya banyak tenaga ahli tapi pada faktanya hanya beberapa saja. Dokumennya saja yang banyak tapi pekerjanya hanya seberapa.

Dua Bentuk Pendekatan
Penulis pernah mendapatkan tawaran-tawaran tersebut. Sekedar share pengalaman, ada dua cara mereka untuk mendekati para fresh graduate labil.

Pertama, secara terang-terangan, mereka menawarkan langsung kepada para fresh graduate 'labil' agar menyerahkan dokumen pribadinya dan akan mendapat imbalan yang bisa digunakan untuk hidup beberapa bulan.

Kedua, mereka membuat pengumuman lowongan kerja fiktif dan mereka meminta kepada para pelamar untuk mengirim data-datanya langsung ke emailnya. Padahal ini bagian dari akal bulus mereka untuk menipu. Pas dapat banyak data, eh malah tidak ada pengumuman siapa yang lolos ke tahap selanjutnya. Itupun kalau ada, nama yang dicantumkan fiktif.

Cara Mewaspadainya

  1. Hati-hati jika pengumumannya dikirim lewat sms, via sosial media atau sosial massager.Lebih baik jika infonya di media cetak atau website terpercaya,
  2. Waspadai jika alamat email perusahaan tersebut menggunakan email gratisan,
  3. Pastikan info tersebut valid dengan menghubungi nomor kontak usaha jasa tersebut dan tanyakan siapa pimpinan atau penanggung jawab jasa kontraktor atau konsultan tersebut, lalu lakukan pencarian rekam jejak mengenai orang tersebut dengan mengetikkan namanya di google atau cari langsung datanya di Linkedin.

PENUTUP
Bagi teman-teman yang masih idelis, pasti tawaran ini ditolak mentah-mentah. Emang sih, mudah amat dapat duit, hanya kirim beberapa dokumen, bisa dapat suntikan dana. Tapi coba deh teman-teman pikir apa akibatnya ke depan. Salah satu dampak buruk paling besarnya yaitu ketika usaha kontraktor atau konsultan itu bermasalah atau tersangkut kasus hukum terkait dengan proyek-proyeknya, bisa saja semua orang yang namanya masuk dalam dokumen company profile usaha tersebut akan diproses secara hukum. So, tetap waspada ya kawan-kawan

Salam anggota Kompasiana Kampus, Heriyanto Rantelino

kompasiana-kampus-57f5b8b48023bd9921fabeec.png
kompasiana-kampus-57f5b8b48023bd9921fabeec.png

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun