[caption caption="Beragam Aktivitas Semasa Mahasiswa (dok:pribadi)"][/caption]
Ketika saya mengikuti suatu acara motivasi di Makassar, saya terkesan dengan ucapan salah satu pembicaranya. Pembicara itu mengatakan bahwa agar mendapatkan insting dan skill berharga yang nantinya bisa menujang karirmu maka tugas pertama yang harus dilakukan adalah belajar mengembangkan diri sebanyak-banyaknya. Cara yang paling cepat adalah keluar dari zona nyaman. Nah, bagi yang berstatus fresh graduate maka point yang menjual  adalah lewat pengalaman yang dimiliki.
Saya mau flash back kembali saat saya jadi mahasiswa. Sejujurnya, di rentang waktu 2008 sampai pertengahan 2010, saya adalah tipe mahasiswa kupu-kupu yang kerjanya datang ke kampus disaat mendekat jam masuk kuliah dan setelah jadwal kuliah selesai, saya langsung menuju ke rumah. Saya malas ngumpul dengan teman-teman jika hanya sekedar basa-basi apalagi kalau ngomongin organisasi. Bagiku,  itu hanya buang-buang waktu. Mendingan pulang ke rumah, ngulang pelajaran yang diajakarkan, kerja tugas dan sudah itu tidur agar esok bisa bisa segar kuliah. Saya hanya mau bergabung dengan mereka jika ada tugas kelompok atau jika ada tugas yang sulit saya kerjakan sendiri.
Seiring dengan waktu, saya mulai jenuh dengan gaya monoton seperti ini. Saya mulai mencoba sensasi nongkrong dengan para aktivis kampus. Awal-awalnya saya risih, bayangkan mereka ngomongin hal-hal berbau politik atau kegiatan pergerakan dimana saya sama sekali buta akan soal itu.
Ada terselip rasa kekaguman pada mereka dimana setiap kali berpergian, ada saja yang menyapa mereka. Saya penasaran bagaimana mereka bisa memiliki banyak teman dimana-mana. Mereka katakan bahwa itulah manfaatnya berorganisasi dan menuangkan pemikiran dalam bentuk aksi nyata. Mereka mampu memilah waktu untuk berkegiatan akademik dengan kegiatan organisasi.
Benar kata orang bahwa orang yang sering berinteraksi dengan kita mampu mewujudkan banyak hal yang kita idam-idamkan. Awalnya saya yang kurang komunikatif sedikit demi sedikit mulai terbangun kepercayaan diri membangun kemampuan interpersonal. Berbagai pengalaman dan pengembangan kemampuan saya contoh dari mereka yang pada akhirnya memberikan sejuta manfaat bagi diri saya untuk meningkatkan potensi diri.
Bukan berarti ingin sombong, tapi  saya ingin membagikan bagaimana saya memanfaatkan masa-masa muda (mahasiswa) dengan kegiatan yang bermanfaat. Tujuannya hanya satu, ingin membagikan inspirasi bagi teman-teman terutama dari daerah agar membangun kapasitas diri.
1.Mengasah Jiwa Kepemipinan (Leadership) Dengan Bergabung Dengan Beberapa Organisasi
[caption caption="Beraktivitas di Beberapa Organisasi"]
[caption caption="Beberapa Pengalaman Organisasiku"]
Â
Organisasi ini ibarat tempat pelatihan gratis dimana kita bisa memaksimalkan soft skill, mengembangan sikap dan pembentukan karakter. Ada banyak pengetahuan dan keterampilan yang saya raih ketika memutuskan masuk organisasi kampus. Tahun 2010 merupakan awal dimana saya masuk organisasi kampus. Saat itu saya diamanatkan oleh BEM Himpunan Mahasiswa Perkapalan Universitas Hasanuddin menjadi Koordinator Bidang Kewirausahaan dimana saya bertanggungjawab untuk mengembangkan potensi mahasiswa dalam bidang kewirausahaan. Bersama dengan anggota timku, kami merancang dan melaksanakan beberapa kegiatan kewirausahaan seperti mengadakan Book Fair, menjual souvenir/aksesoris perkapalan ,membantu teman-teman perkapalan dalam penyusunan proposal program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan (PKM) maupun Program Mahasiswa Wirausahan (PWM), dan masih banyak lagi.
Di tahun 2010 juga saya diamanatkan menjadi koordinator administrasi Koperasi Mahasiswa Teknik Unhas dan di tahun 2012 saya dipercaya menjadi sekertaris badan pengawas dimana saya bertanggungjawab dalam mengurusi pembuatan dan pengarsipan dokumen badan pengawas.
Di tahun 2012, saya dipercaya oleh Duta Muda Transmania Makassar untuk menjadi koordinator Fund dan Charity yang bertanggungjawab dalam menghimpun dana secara swadaya dan mengusulkan program dan kegiatan sosial.
Nah, ditahun 2015 ini, saya diamanatkan oleh Kompasiana menjadi salah satu penanggung jawab mengurusi komunitas Kompasiana Kampus dimana saya bertanggungjawab untuk menghimpun seluruh civitas akademika Kampus di seluruh Indonesia yang anggotanya terdiri dari mahasiswa dan dosen.
Pengalaman organisasi turut mempertajam skill kepemimpinan kita untuk menjadi pribadi yang berintegritas, bertanggungjawab terhadap amanah yang diamanatkan, bagaimana menjadi problem solving, bagaimana bekerjasama secara individu dan tim, bagaimana bernegoisasi, mempertahankan mental di tengah tingginya tekanan serta  kemampuan untuk memanajemen diri dalam menyusun dan menjalankan program kerja yang telah dirancang.
2.Mengasah Kreativitas Lewat Kompetisi
[caption caption="Beberapa Kompetisi Yang Saya Ikuti"]
Mengikuti berbagai kompetisi memberikan kesempatan kepada saya untuk meningkatkan potensi diri. Saya mendapat pengetahuan mengenai bagaimana cara menganalisis masalah, mengembangkan ide dan memecahkan masalah tersebut lalu dituangkan dalam bentuk tulisan yang kemudian dipresentasikan.
Selama menjadi mahasiswa, saya mengikuti beberapa kompetisi mulai dari kompetisi bisnis yang diadakan beberapa bank seperti Bank BNI, Bank CIMB Niaga,  Program Kreativitas Mahasiswa dan Program Mahasiswa Wirausaha dan juga beberapa kompetisi yang diadakan oleh BUMN dan perusahaan swasta.
Kompetisi inilah yang membuat saya untuk mendalami metode analisis sepeti metode analisis seperti metode SWOT yaitu metode analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari suatu permasalah. Saya juga bisa mendalami metode STAR yaitu metode menganalis situasi, membedah masalah, memberikan solusi, menjalankan solusi yang dirancang dan pada akhirnya mendapatkan hasil yang sesuai dengan target yang ditetapkan sebelumnya. Lucukan, bagaimana seorang mahasiswa teknik terpaksa belajar ilmu ekonomi dan sosial. Hehehe
3.Menuangkan Pemikiran Lewat Blog
[caption caption="Kompasiana, Rumah Saya Menulis (dok:Kompasiana.com)"]
Pramudya Ananta Toer mengatakan bahwa orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk pengabdian. Terinspirasi dari quote ini, saya mulai menuangkan pemikiran sederhana saya di blog Kompasiana tahun 2012.
Bagi saya urusan belakangan jika tulisan saya redaksinya sudah bagus atau apakah sudah enak dibaca. Yang jelas saya menulis-nulis sesuka hati. Beruntung kalau ada yang singgah untuk membacanya.
Seiring dengan waktu, saya mulai merasakan manfaat ngeblog di pertengahan tahun 2014 seperti mendapat kesempatan menjadi kontributor di beberapa majalah, buku dan dijadikan bahan referensi skripsi. Ini berkat pelatihan yang saya ikuti dimana saya belajar tentang cara menulis yang baik.
Dari blog, saya juga mendapat teman baru dari berbagai latar belakang mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, peneliti, karyawan swasta, pegawai negeri sipil, pejabat publik. Teman-teman ini pada akhirnya banyak membantu saya untuk berkembang dan berpikir lebih jauh. Kata Jamil, banyaknya teman yang kamu punya jadi penanda kesuksesanmu sebagai seorang individu. Punya teman dengan berbagai latar belakang membuktikan bahwa kamu adalah pribadi yang mudah menyesuaikan diri. Karakter dan sifat yang kamu punya pastilah menyenangkan sehingga banyak orang yang bisa menerima kehadiranmu. Tanpa kamu sadari, jaringan koneksi yang kita punya justru bisa melancarkan jalan karir dan kehidupanmu.
[caption caption="Menemukan Teman Lewat Blog "]
4.Mengoleksi Buku
[caption caption="Beberapa Buku Yang Menjadi Koleksi Perpustakaan Pribadiku"]
Salah satu hal yang bisa menunjang nilai jual adalah memperkaya wawasan lewat kebiasaan membaca. Saya mengutip tulisan dari blog teman yang menuliskan bahwa membaca tidak hanya membuatmu jadi orang yang lebih cerdas dan berpandangan luas, ia juga bisa jadi beka untuk menghadapi berbagai permasalahan hidup kedepan. Orang yang gemar membaca secara tidak langsung sudah belajar soal hidup dari lembar-lembar buku yang dilahapnya. Jangan cuma baca bahan kuliah, isi juga waktumu dengan membaca berbagai bahan bacaan lain yang kamu gemari. Masa-masa masih jadi mahasiswa adalah waktu yang paling tepat untuk mengembangkan kapasitas otak lewat bahan bacaan berkualitas
Saya sadar bahwa ada baiknya menyisihkan sebagian uang yang saya miliki sebagai dana cadangan untuk berinvestasi dalam menambah softskill yang kelak berguna dalam menunjang karir ke depan. Hal ini termasuk berinvestasi dengan membeli buku-buku bacaan yang bermutu.
Saat ini saya mempunyai 300 lebih koleksi buku yang terdiri dari berbagai macam mulai dari buku yang sesuai latar belakang pendidikan saya yaitu perkapalan dan kemaritiman, buku yang membahas kewirausahaan, motivasi, biografi, budaya, jurnalistik hingga buku tentang gaya hidup. Membaca buku membuka sedikit demi sedikit cakrawala pengetahuan dan hal ini membantu dalam membangun dialog dengan berbagai macam topik pembicaraan yang dilakukan orang-orang dari berbagai latar belakang profesi.Â
5.Belajar Bahasa Asing
[caption caption="Menimba Ilmu di Beberapa Kursus Bahasa"]
Kemampuan menguasai bahasa selain Bahasa Indonesia akan sangat terasa jika kita berada pada tempat yang mengharuskan kita berhubungan dengan banyak orang. Jadi bagi kaum muda, tak ada salahnya loh mengisi waktu luang dengan ikut kursus bahasa. Tak menyita banyak waktu kok, cukup menyisihkan waktu 1-2 jam saja per pertemuan.
Awalnya saya mengikuti kursus bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Jerman. Namun pada akhirnya saya lebih fokus pada pengembangan kemampuan berbahasa Inggris. Kemapuan finansial yang pas-pasan membuat saya meriset beberapa kursus yang terjangkau namun tak mengorbankan kualitas yang ditawarkan. American Corner Unhas, Master Toefl dan Fullbright Institute telah banyak membantu saya dalam mengembangkan kemampuan berbahasa.Â
6.Memanfaatkan Waktu Magang  dan KKN (Kuliah Kerja Nyata)Sebaik-Baiknya
[caption caption="Bersama Teman-Teman KKN Kepulauan Selayar"]
[caption caption="Pengalaman Kerja Praktek (dok Pelabuhan Indonesia.com dan Dok Perkapalan Surabaya.com)"]
Kegiatan Magang dan KKN sengaja diterapkan agar mahasiswa punya kesempatan untuk menjajal dunia kerja yang sesungguhnya, dirancang untuk kesempatan mengembangkan dan mengaplikasikan pemikiran berdasarkan keilmuan.
Berdasarkan latar belakang keilmuan saya di teknik perkapalan,saya berkesempatan magang/internship di 2 perusahaan ternama yaitu Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV dimana saya bisa mengetahui kinerja operasional perusahaan meliputi pelayanan kapal dan bongkar muat barang serta mengidentifikasi biaya-biaya yang ada di PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero). Tempat kedua yaitu di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) dimana saya berkesempatan belajar manajemen perusahaan ini mulai dari tahap perencanaan pembangunan kapal sampai proses deal ke tangan pemesan kapal. Sedangkan kegiatan KKN saya ditempatkan di Kabupaten Kepulauan Selayar. Salah satu rencana kerja saya saya rancang adalah pengenalain dini industri perkapalan di salah satu sekolah dasar. Akhirnya, saya kesampaian jadi guru walau hanya beberapa kali. Hehehe
Wawasan dan pengalaman hidup bermasyarakat kelak akan sangat bermanfaat ketika kita sudah menanggalkan status sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, kerjakan tanggung jawab yang diberikan agar kita terlatih bekerja secara profesional. Manfaatkan pendampingan dari pembimbing magang  dan KKN agar kita bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya.
7.Ikuti Seminar, Workshop dan Pelatihan
[caption caption="Mengikuti Beberapa Kursus dan Pelatihan "]
Bagi saya, penting bagi seorang mahasiswa untuk mengikuti berbagai seminar, workhop atau pelatihan. Hal ini membantu kita dalam memperluas wawasan untuk hal-hal yang spesifik. Saya memilih tema-tema yang sesuai minat, sesuai latar belakang ilmu atau tema-tema yang seksi misanya tentang pertambangan dan perekonomian. Saya juga lebih memilih seminar atau pelatihan yang diadakan di kampus-kampus karena biasanya biaya seminarnya terjangkau bahkan kadang kala gratis karena mendapat subsidi dari kampus atau pihak sponsor.
8.Terjunkan Diri Berwirausaha
[caption caption="Berwirausaha Bersama Koperasi Mahasiswa Teknik Unhas"]
           Saat yang tepat untuk merintis usaha sendiri adalah saat kita masih mahasiswa. Menjalankan bisnis adalah pekerjaan yang menantang sekaligus penuh kebebasan. Kegiatanmu bisa disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pribadi. Mulailah menjajal untuk mencari tahu hal apa di sekitar kita yang bisa dijadikan peluang bisnis. Lakukan sesuatu dengan peluang yang kita lihat.
Pengalaman berbisnis dimulai dengan mendirikan usaha laundry di dekat kampus. Usaha ini saya lakukan bersama kedua teman saya  berkat proposal usaha Program Mahasiswa Wirausaha yang mendapatkan modal sekitar 14 jutaan. Selain itu, saya juga membuka usaha jual pulsa dan jual buku. Memang keuntungannya kecil atau kadang malah rugi tapi bukan itu masalahnya. Pengalaman dan pembelajaran dari kesalahan yang selama ini saya buat membuat saya aware untuk tidak melakukan kesalahan yang besar lagi kedepannya. Perasaan malu disingkirkan jauh-jauh. Ngapain malu, emang kita lakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Kan ini cara halal mendapat uang walaupun keuntungannya tak seberapa.
Pengalaman berwirausaha inilah yang menjadi modal saya dalam merintis usaha kost-kostan di Makassar yang saya jalani kurang lebih 2 tahun. Saya juga kadang diminta oleh beberapa orang mengembangkan usaha mereka yang kebanyakan bisnis makanan, kafe dan usaha tekstil. Pengalaman sebagai pembuat proposal sekaligus pelaku usaha turut membantu saya dalam merancangnya. Yah, walaupun bayarannya berupa produk jualannya atau hanya traktiran makan saja, itu tak mengapa. Setidaknya bisa bantu teman-teman yang rintis usaha. Pemikiran saya kalau mereka sukses yang berarti saya turut sukses juga dong. Hehehe
9.Travelling ke Berbagai Tempat
[caption caption="Traveling di Pangkep dan Toraja"]
Dari semua hobby yang ada, saya paling menyenangi kegiatan travelling. Berbagai tempat sudah saya jelajahi mulai Kepulauan Selayar, Surabaya, Kepulauan Pangkep, Bantaeng, Solo , Surabaya dan tentunya gudang wisatanya Sulsel yang juga kampung halamanku, Tana Toraja dan Toraja Utara.
Ada banyak manfaat travelling diantaranya kita bisa mengekspolasi keindahan alam nusantara, mendewasakan sikap dengan cara yang menyenangkan, memperkaya cakrawala berpikir dengan cara benar-benar melihat dunia dengan berbagai perspektif dan juga sebagai bentuk keluar dari zona nyaman, mencoba hal-hal baru, bertemu dengan orang asing dan bersentuhan dengan budaya dan kebiasaan asing. Pokoknya banyak deh manfaat jika kita travelling.
10.Beri Perhatian Pada Kegiatan Akademikmu
[caption caption="Ijazahku"]
Aktif di berbagai kegiatan bukan berarti melupakan kegiatan akademik di kampus. Mahasiswa yang baik sejatinya bisa membagi waktunya. Kata dosenku, seorang mahasiswa dikatakan berhasil dan menguasai bidangnya apabila mereka lulus dengan hasil yang memuaskan selama menyelesaikan studinya bertahun tahun. Â IPK adalah sebuah tolok ukur paling gamblang untuk menggambarkan prestasi seseorang semasa Ia kuliah. Akhirnya di pertengahan tahun 2015, saya bisa menyelesaikan studi saya dengan IPK yang cukup memuaskan, 3,15. Gelar sarjana teknik yang saya capai sangatlah praktis dan ada banyak elemen baik teori maupun praktek yang bisa diaplikasikan di berbagai bidang.
Membangun Personal Branding
Seorang psikolog mengatakan bahwa hal yang pertama yang dikenang orang tentangmu adalah citra diri. Psikolog itu menyarankan agar menjaga sikap baik online dan offline agar supaya selalu selaras dengan citra diri.
Jujur saya awalnya tak tahu cara membangun personal branding. Tapi semua aksi, pengabdian di beberapa organisasi dan pemikiran-pemikiran sederhana yang saya tuangkan lewat tulisan di media sosial dan di blog ternyata secara tak langsung membangun cara pandang orang terhadap diri.
Saya merasa tak ada yang spesial pada diri saya, semua aksi, tindakan yang saya buat tujuannya hanya untuk membangun kepercayaan diri saya karena saya orangnya pemalu. Coba deh tanya teman-teman SMA ku pasti kebanyakan berpandangan saya orangnya pemalu dan cenderung tidak banyak bicara.
Personal branding inilah yang mengantarkan saya merasakan beberapa manfaat diantaranya diundang wawancara di radio, menjadi pemateri di kegiatan kemahasiswaan, dipercaya membawa khotbah di acara kerohaniaan pemuda diundang teman untuk menghadiri kegiatan, muncul di beberapa majalah dan koran, dan menjadi pewawancara/ tim rekruitmen di beberapa organisasi untuk menyeleksi anggota baru yang dianggap berkompeten
[caption caption="Berbagi Inspirasi di Media Cetak"]
[caption caption="Wawancara di Radio Venus dan Radio Telstar Makassar"]
[caption caption="Menjadi Pemateri/Pembicara di Acara Kegiatan Mahasiswa"]
Personal branding yang kita raih tidak berarti membuat kita berada di atas, merasa paling jago, memandang remeh kemampuan orang ataukah memilih teman. Justru tantangannya adalah bagaimana kita menjaga diri untuk menjaga ego dan tetap rendah hati.
Pergunakan Waktu Sebaik-Baiknya
Alangkah indahnya jika kita mengisi masa muda kita dengan kegiatan-kegiatan yang produktif. Dari uraian di atas, saya ingin menyimpulkan tips yang saya sudah kemukaka yaitu
1. Tak ada salahnya ikut berorganisasi karen ada banyak manfaat yang diraih seperti bagaimana manajemen diri, manajemen diri, manajemen konflik dan resiko. Organisasi ini ibarat tempat pelatihan gratis dimana kita bisa memaksimalkan soft skill, mengembangan sikap dan pembentukan karakter.
2.Berinvestasilah di masa muda dengan menyisihkan sebagian uang yang kita miliki sebagai dana cadangan untuk berinvestasi dalam menambah softskill yang kelak berguna dalam menunjang karir ke depan seperti membiaya kursus, seminar, pelatihan, melakukan travelling atau untuk membeli buku bacaan
3.Jangan lupakan kegiatan akademik di kampus. Seorang mahasiswa dikatakan berhasil dan menguasai bidangnya apabila mereka lulus dengan hasil yang memuaskan selama menyelesaikan studinya bertahun tahun. IPK adalah sebuah tolok ukur paling gamblang untuk menggambarkan prestasi seseorang semasa Ia kuliah.
Demikianlah pengalaman yang ingin saya bagikan kepada rekan-rekan muda sekalian. Semoga bisa menginspirasi kawan-kawan. Kalau butuh partner sharing, jangan sungkan-sungkan hubungi saya. Saya akan usahakan sempatkan waktu berbagi dengan kawan-kawan selagi kegiatan itu bermanfaat.
BACA JUGA
Â
Bedah Potensi Pelabuhan Garongkong Sebagai Pelabuhan Internasional
Menelisik Potensi Pelabuhan Malili sebagai Pelabuhan Alternatif
Bagaimana Prospek Lulusan Teknik Perkapalan?
Â
Penulis:
Mahasiswa Universitas Hasanuddin asal Tana Toraja, Heriyanto Rantelino
Facebook:Â Â Heriyanto Rantelino
Twitter: @Ryan_Nebula
No HP: 085242441580
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H