Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Unik Saat Menumpang Pete-Pete ( Angkot ) di Kota Makassar

7 November 2015   15:35 Diperbarui: 25 November 2015   10:43 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Pete-Pete (dok:https://anasejati.files.wordpress.com)"][/caption]

Pete-Pete  merupakan  istilah dari mikrolet yang ada di Makassar. Kendaraan ini menjadi salah satu andalan masyarakat Kota Makassar untuk beraktivitas mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, pegawai negeri, pegawai swasta, para pedagang dan lain-lain. Kebanyakan penumpangnya didominasi oleh perempuan. Saya perhatikan mobil ini berasal dari produksi brand Suzuki atau Mitshubishi yang kemudian dirubah  modelnya. Dan saat ini, Pete-Pete melayani kurang lebih 13 rute dalam kota.

Sebagai seorang penikmat setia angkutan publik ini, saya menjumpai beberapa fakta unik yang bisa menjadi pedoman bagi Anda yang ingin mengetahui sensasi menaiki Pete-Pete

1. Menguji Kesabaran

 Anda sebaiknya bersabar ketika memutuskan naik Pete-Pete karena terkadang supir angkutan tetap menaikkan penumpang walaupun sudah over kapasitas. Idealnya, dalam satu Pete-Pete hanya bisa muat 9 orang tapi terkadang dipaksa hingga 11 orang. Hal inilah yang terkadang membuat jengkel para penumpang dan mengomel. Kebanyakan sang supir mengatakan bahwa mereka harus kejar setoran jadi penumpang diharap bersabar saja. Kalau Anda tidak tahan desak-desakan, saya sarankan jangan naik Pete-Pete

2. Siap Mengatur Nafas

Penumpang Pete-Pete berasal dari beragam latar belakang tapi ketika Anda sudah di dalam Pete-Pete, Anda semua kini punya status yang sama yaitu sebagai penumpang. Bukan hanya latar belakangnya yang  beragam tapi juga bau yang khas dari penumpangnyabau entah itu bau parfum dan bau keringat. Lalu apa jadinya jika bau keringat bercampur bau parfum, tentunya akan menimbulkan perpaduan bau yang tidak bisa saya elaskan. Anda tentunya tak punya kuasa untuk menyuruh penumpang lain turun atau menyuruhnya mandi dulu. Jika harus membiasakan hidung Anda jika hendak menjadikan Pete-Pete sebagai transportasi andalan Anda

  3. Gudang Inspirasi

Anda seorang penulis, maka pete- pete bisa menjadi salah satu tempat mencari inspirasi.Anda bisa mendapat informasi  dan ide kepenulisan dari  diskusi-diskusi kecil sesama penumpang Pete-Pete mulai dari cerita cinta monyet dari para pelajar, cerita rumah tangga para penumpang, cerita masalah kredit para PNS, masalah politik, cerita tentang kejadian yang lagi hangat diperbincangkan dan lain-lain. Anda bisa meramu cerita ini menjadi suatu kisah yang menarik.

4. Menghindari Omelan Supir Pete-Pete

Terkadang saya menjumpai penumpang yang turun dari Pete-Pete dan membayar dengan pecahan uang Rp.100.000 yang pada akhirnya membuat sang supir biasanya  jengkel dan ngomel karena tidak punya uang pecahan kecil. Saran saya, sebelum menaiki kendaraan ini, Anda tanyakan kepda supirnya bahwa apakah punya uang kecil. Sehingga ketika Anda turun dari Pete-Pete, Anda terbebas dari omelan mereka.

Demikianlah beberapa sensasi yang saya dapatkan selama menjadi pengguna setia Pete-Pete. Serukan naik Pete-Pete? Saya ajak kawan-kawan untuk menikmati keseruan menaiki transportasi darat ini. Dijamin Anda akan mendapatkan kesan yang menarik.  Heheh

 

 Penulis:
Alumnus Universitas Hasanuddin asal Tana Toraja, Heriyanto Rantelino
Facebook:   Heriyanto Rantelino
Twitter: @Ryan_Nebula
No HP: 085242441580

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun