Tentu saja banyak faktor penyebabnya. Gencarnya pemberitaan tentang Pilpres, emosi yang terasuk-aduk karena pertarungan yang sedemikian brutal di media massa dan media sosial, serta polarisasi islam tradisional vs islam puritan barangkali bisa disebut sebagai contohnya.
Sama dengan bakmie saya yang lebih banyak terjual di Hari Sabtu, mungkin karena cuaca yang dingin-dingin-embun di antara hujan yang malu-malu. Mungkin juga karena banyak yang bermalam minggu di Hari Sabtu. Mungkin juga karena ada pertandingan sepak bola di Hari Sabtu.
Untuk penjual bakmi, makin banyak porsi yang terjual makin besar keuntungan yang dapat diraup.
Untuk KPU, makin tinggi partisipasi masyarakat justru menunjukkan semakin berhasil sosialisasi yang telah dilakukan. Harusnya diacungi jempol atas kerja kerasnya tersebut dan bukan malahan dituduh mencurangi Pilpres karena tingkat partisipasi masyarakat yang meningkat.
Lagipula kenapa yang dijadikan eksemplar Jawa Tengah, bukan Aceh atau Sumatera Barat? Kenapa yang dijadikan dasar perbandingan kok jumlah surat suara sah dan bukannya DPT?
Wah, sepertinya saya punya bakat terpendam jadi komisioner KPU, selain bakat jualan bakmie...
Hihihi...
Bogor, 14 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H