Mohon tunggu...
Heri Suseno
Heri Suseno Mohon Tunggu... Mahasiswa - JURNALIS LANGKAT

Heri Suseno, Pecinta seni dan penulis yang terinspirasi oleh keindahan kaligrafi. Saya mengeksplorasi dunia tulisan dengan penekanan pada teknik, sejarah, dan evolusi seni kaligrafi dari berbagai budaya. Melalui artikel dan tulisan saya, saya berharap dapat berbagi pengetahuan dan passion saya tentang kaligrafi dengan komunitas Kompasiana. Bergabunglah dalam perjalanan menelusuri keindahan seni tulis ini bersama saya!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta di Balik Awan

3 September 2024   19:41 Diperbarui: 3 September 2024   19:50 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di kota kecil yang terletak di lembah pegunungan, hujan selalu turun dengan lembut, seakan mengaburkan garis-garis kehidupan. Zara, seorang gadis berusia enam belas tahun yang baru pindah dari kota besar, merasa kesepian di tengah lingkungan yang asing. Suatu hari, di hari pertama sekolahnya di SMA Montara, dia bertemu dengan Raka---pemuda misterius yang duduk sendirian di pojok kelas. Raka dikenal sebagai sosok yang pendiam dan seringkali dihindari teman-teman sekelasnya.

Saat sebuah proyek seni memaksa mereka untuk bekerja sama, Zara merasa terpaksa dan enggan. Namun, ketidaksenangannya berubah ketika ia mulai menyadari sisi berbeda dari Raka. Raka ternyata memiliki bakat melukis yang menakjubkan dan pandangan yang tajam tentang kehidupan. Zara dan Raka mulai menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, dan menggali mimpi mereka.

Suatu sore, saat hujan turun deras, Raka mengundang Zara untuk menemukannya di sebuah rumah tua di pinggiran kota. "Tempat ini," kata Raka, "adalah tempat aku merasa bebas dari segala sesuatu."

Rumah tua itu, meski nampak usang dan kotor, menyimpan suasana yang tenang. Zara merasa nyaman berada di sana dan mulai mengerti kenapa Raka merasa terikat dengan tempat ini. Mereka sering datang ke rumah tua itu untuk melukis dan berbicara tentang hal-hal yang mendalam. Di sinilah Zara merasakan getaran cinta pertama, sebuah perasaan yang baru dan mengharukan. Raka juga mulai menunjukkan sisi lembutnya, tetapi seringkali ia tampak gelisah dan menghindari pembicaraan tentang masa depan.

Suatu malam, saat mereka tengah mengerjakan proyek di rumah tua, Raka dengan tiba-tiba berkata, "Zara, ada sesuatu yang harus kau tahu. Aku akan pindah."

Kata-kata Raka membuat Zara terkejut. "Pindah? Kenapa? Kamu belum pernah membicarakan ini sebelumnya."

Raka menatap Zara dengan tatapan yang penuh rasa sakit. "Ada sesuatu yang lebih besar dari apa yang kamu bayangkan. Aku harus meninggalkan kota ini untuk melindungi seseorang yang penting bagiku."

Zara merasa bingung dan terluka, tetapi ia memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut. Dengan perasaan campur aduk, ia memutuskan untuk mengikuti Raka ke suatu tempat di luar kota. Ketika Zara tiba di sebuah rumah mewah di luar kota, ia terkejut melihat Raka berbicara dengan seorang pria tua yang berpenampilan seperti seorang diplomat.

Tanpa disadari Zara, pria tua itu ternyata adalah kakek Raka yang telah lama tidak ditemui. Mereka tengah membicarakan sebuah dokumen penting yang harus diserahkan ke pengacara di luar negeri untuk menjaga keselamatan keluarga mereka dari ancaman kejahatan internasional. Raka merasa tertekan karena harus memisahkan diri dari Zara untuk menjalankan misi ini.

Zara, merasa terpecah antara rasa cinta dan tanggung jawab, memutuskan untuk menghadapi Raka secara langsung. Di tengah hujan yang deras, Zara berdiri di depan rumah mewah tersebut, menunggu Raka keluar.

Saat Raka muncul, Zara berkata, "Aku tahu semuanya sekarang. Kamu harus pergi, tetapi aku ingin tahu satu hal---apakah ada tempat untukku dalam hidupmu di masa depan?"

Raka tampak terkejut dan cemas. "Aku tidak tahu apakah aku bisa menjanjikan masa depan. Situasinya terlalu rumit, dan aku tidak ingin kamu terikat dalam masalahku."

Zara menatap Raka dengan penuh tekad. "Aku tidak ingin meninggalkanmu tanpa tahu apakah kita memiliki kesempatan. Aku percaya pada cinta kita, dan aku ingin memberi tahu kamu bahwa aku akan menunggu."

Raka merasa terharu dan berusaha untuk membagikan sesuatu yang sangat berharga baginya. "Ini adalah cincin keluarga. Aku ingin kamu menyimpannya sebagai tanda bahwa aku akan selalu memikirkanmu."

Zara menerima cincin itu dengan air mata di matanya. "Aku akan menyimpannya dan menunggu hari ketika kita bisa bersama lagi."

Raka akhirnya pergi, meninggalkan kota dengan beban yang lebih ringan di hatinya berkat dukungan dan cinta Zara. Zara, meski hancur, bertekad untuk melanjutkan hidupnya dengan penuh harapan.

Beberapa bulan kemudian, Zara menerima surat dari Raka. Di dalam surat itu, Raka menceritakan bagaimana ia telah berhasil menyelesaikan misi dan sekarang berada di tempat yang aman. Dia mengungkapkan betapa pentingnya Zara baginya dan bagaimana ia ingin membangun masa depan bersama Zara setelah segala sesuatu beres.

Zara merasa bahagia dan terharu. Meski mereka harus berpisah dalam waktu yang lama, mereka berdua akhirnya tahu bahwa cinta pertama mereka tidak hanya merupakan kenangan indah, tetapi juga sebuah janji untuk masa depan yang penuh harapan.

Di kota kecil itu, hujan terus turun dengan lembut, mengingatkan Zara tentang perjalanan emosional yang telah dilaluinya sebuah kisah cinta yang penuh dengan tantangan, namun penuh dengan keindahan dan harapan untuk masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun