Mohon tunggu...
HERI SURAHMAN SMAN 2 JORONG
HERI SURAHMAN SMAN 2 JORONG Mohon Tunggu... Guru - Guru

Heri Haliling nama pena dari Heri Surahman. Kunjungi link karyanya di GWP https://gwp.id/story/139921/perempuan-penjemput-subuh https://gwp.id/story/139925/rumah-remah-remang https://gwp.id/story/139926/sekuntum-mawar-dengan-tangkai-yang-patah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Negeri Jenggala

23 Agustus 2024   00:18 Diperbarui: 23 Agustus 2024   04:57 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
canva diolah pribadi

jelas raja tua buaya tak memiliki lidah. Hal itu tentu akan membuat ia tak akan puas oleh segala macam rasa. Puncaknya ia akan menjadi binatangyang terus lapar dan telan bulat-bulat tanpa pikir panjang.
          "Sudah saatnya kita keluar dari kungkungan dan ciptakan kemerdekaan sejati. Di mana kemerdekaan yang hakiki ialah dengan pemilihan pemimpin yang telah tau tindak tanduk dan turunannya. Untuk itu, saya selaku buaya  tua dan berencana serahkan tampuk pimpinan ini kepada putra saya, si buaya muda; menghimbau agar fraksi-fraksi di sini sepakat untuk teken tolak undang-undang batasan usia dalam Slebew dari fraksi singa. Dukung saya dengan calonkan dia" menunjuk putra buaya "Putra mahkota untuk jadi calon pemimpin wilayah ini. Apakah setuju!!!!"
          Setuju!!!!
           Setuju!!!!
             Hidup buaya!!! Hidup buaya!!!!
             Merdeka!!
               Riuh sorai pecah kembali.
               Si pentolan anjing mendekat sambil usap kaki buaya dengan lap basah oleh air liurnya. Merasa tak kinclong, dia menjilatnya sambil berkata:
"Titah raja tua buaya lebih kuasa bahkan melebihi perintah raja Sulaiman."
          Raja tua kembali lanjutkan. Ia minta pentolan anjing minggir dan semua fraksi kembali fokus.
            "Baik!!!! Dua tuntutan kita sudah layangkan sebagai surat protes untuk fraksi singa. Tinggal kita tunggu tuan kancil yang akan berpihak kepada siapa. Tapi kita yakin, undang-undang slebew itu akan terombak dengan isi dari permintaan kita. Ini bukan pemberontakan. Ini adalah kemerdekaan!!!!!!"
            

Semua menyeru: Merdekaaa!!!!

            Pertemuan gempita itu lalu ditutup dengan pesta ria. Semua fraksi berdansa dan menyeringaikan gigi-gigi taringnya. Dalam tawa hura-hura negeri Jenggala itu diambang nestapa.

             Kabar beradu kabar. Semua pecah menciptakan intuisi-intuisi rasa kemunafikan dan tak percaya akan pemimpin ke depan. Melalui sebuah seruan terukur yang melayang di langit biru dan jatuh sebagai hujan yang ciptakan mortir,  semua rakyat jenggala mulai geram. Dari dalam keramaian negeri,  barisan dara terpelajar bersatu dengan gagak suarakan kecaman. Dari perkebunan, barisan serikat kaki seribu berbondong-bondong lontarkan ketidaksetujuan. 

Dari dalam batang kelapa yang terpangkas itu kerumunan ulat putih maju perlahan gemakan belenggu pengetahuan, dan  dari dalam lubang-lubang rapuh sisi jalan keramaian, tentara semut menggerung semesta dengan tekad pembelotan atas putusan fraksi anjing, babi, dan buaya. Semua binatang tumpah ruah membludak di jalanan. Kerbau-kerbau perkasa berdiri di samping jalan memantau dengan dua kemungkinan. Pikiran ini memberundel sebagian besar binatang apakah mereka disebut pahlawan atau pembelot peradaban. Sementara itu dalam sebuah lorong gang yang cukup gelap, tampak siluet banteng memandang aksi itu dengan  penuh peluang dan perhitungan.

******"Selesai********

Bionarasi

Heri Haliling merupakan nama pena dari Heri Surahman. Dia lahir di Kapuas, 17-08-1990. Heri Haliling merupakan guru di SMAN 2 Jorong dan penulis aktif, karya-karyanya antara lain:

1. Novlet Rumah Remah Remang (J-Maestro, 2024)

2. Novel Perempuan Penjemput Subuh (Juara 2 Sayembara Novel Guru dan Dosen; Aksara Pustaka Media, 2024)

3. Cerpen Bukan Dia, Romeomu terbit di Radar Utara dan Juara Favorit 3 Sayembara Cerpen Buncha Publisher 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun