Mohon tunggu...
Heri Sudarsono
Heri Sudarsono Mohon Tunggu... -

Sebagai pengajar, penulis, pembaca, peneliti dan pengamat masalah-masalah yang dianggap perlu diamati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesempurnaan

27 Oktober 2014   23:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:31 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kehidupan tidak ada yang sempurna dan ketiadaan kesempurnaan hidup adalah kesempurnaan hidup itu sendiri" kata ustad itu
"Apa maksudnya ustad" kata santri itu
"Dengan menyadari ketidaksempurnaan hidup manusia berusaha mencari yang lebih dan lebih lagi, mencari yang terbaik dan terbaik lagi dan mencari sempurna dan sempurna lagi. Sampai akhir dunia manusia akan terus mencari kesempurnaan hidup dan dari situ manusia bisa maju dan modern" kata ustad itu
"Begitukah" kata santri itu
"Negara yang maju pertama dikenal Romawi/Yunani di Eropa, kemudian Persia belajar dari Romawi dan berhasil maju melebihi Romawi, dari Persia kemudian Islam belajar berbagai pengetahuan sehingga Islam menjadi negara besar. Kemudian Barat belajar dari Islam, dari Islam Barat menjadi negara maju dengan berbagai madzab ekonomi yang dikembangkan" kata ustad itu
"Madzab ekonomi?" kata santri
"Ya, mazhab skolastik dikembangkan mazhab merkantilis, mazhab merkantilis dikritik mazhab psiokrat, mazhab merkantilis dikembangkan kapitalis, mazhab di kritik oleh sosialis, sosialis dikritik kembali oleh neo kapitalis, neo kapitalis mendapat kritik dari mazhab ekonomi alternatif yang lain. Satu disempurnakan yang lain dan yang lain disempurnakan yang lain lagi. Begitu hidup, mencari dan mencari kesempurnaan" kata ustad itu
"Benar ustad" kata santri itu
"Kalau manusia sudah merasa sempurna maka dia mengingkari hakekat kesempurnaan itu sendiri, karena hakekat kesempurnaan hidup manusia dalam ketidaksempurnaanya" kata ustad itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun