Mohon tunggu...
Heri Setiawan
Heri Setiawan Mohon Tunggu... Editor - Editor

Heri Setiawan adalah seorang pengangguran elegan dari kota palangkaraya provinsi kalimantan tengah.Saat ini, kehidupannya cenderung terfokus pada pengangguran, di mana ia tidak memiliki pekerjaan tetap atau rutinitas harian yang terstruktur. Kesehariannya seringkali terdiri dari tidur lebih lama dari biasanya dan menghabiskan waktu dengan makan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesulitan dalam mencari pekerjaan atau mungkin ada alasan kesehatan atau pribadi yang memengaruhi gaya hidupnya. Penting untuk diingat bahwa situasi seseorang dapat berubah seiring waktu, dan Heri mungkin memiliki rencana atau harapan untuk masa depannya yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Sosok di Balik Tebalnya Kabut Asap

4 Oktober 2023   18:24 Diperbarui: 4 Oktober 2023   18:32 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heri adalah seorang mahasiswa yang tinggal di sebuah kota yang saat itu tengah dilanda kabut asap tebal akibat kebakaran hutan di sekitar daerah itu. Hari itu, dia pulang dari kampus saat maghrib menggunakan sepeda motornya. Kabut asap yang tebal membuat perjalanan pulangnya menjadi sangat menakutkan.

Kota itu seolah-olah tenggelam dalam gelap dan kabut yang tebal, membuatnya sulit untuk melihat apa pun di depannya. Meskipun begitu, Heri terus berkendara, memfokuskan pandangannya pada jalan yang terbentang di depannya.

Saat Heri melewati tikungan tajam di jalan menuju desanya, dia mulai mendengar suara jangkrik yang aneh, seperti suara yang datang dari dunia lain. Suara itu semakin keras dan menggema di telinganya, membuatnya merasa tidak nyaman. Heri mencoba mengabaikannya, menganggapnya hanya imajinasinya.

Namun, ketika dia berbelok di tikungan tersebut, dia merasa sesuatu yang aneh. Ada sesuatu yang menempel di punggungnya, dan dia merasakan sesuatu yang dingin dan lembut seperti abu-abu yang menyentuh kulitnya. Heri berteriak kaget, berusaha menghentikan motornya, namun dia merasa seperti terjebak, tubuhnya kaku dan tidak bisa bergerak.

Dia menoleh ke belakang dan terkejut melihat sosok yang tidak bisa dipahaminya. Sosok itu seperti abu-abu, dengan mulut yang menganga lebar dan tangan yang meraih-raih seperti ingin meraih Heri. Dalam kebingungannya, Heri merasa tangan itu meraba-raba tubuhnya, mencoba menariknya dari motornya.

Tubuh Heri terasa semakin kaku, dan dia merasa seperti sedang ditarik ke arah yang berlawanan dengan jalan. Sosok abu-abu itu terus meraihnya, mencoba menariknya keluar dari motor. Heri berjuang sekuat tenaga, tetapi dia tidak bisa melepaskan diri dari cengkeraman misterius itu.

Sementara itu, kabut asap yang tebal semakin menguat, menyelimuti jalan dan membuatnya semakin sulit dilihat. Heri merasa seperti dia sedang ditarik ke dalam dunia yang berbeda, ke arah yang mengerikan. Dia berteriak minta tolong, tetapi suaranya terdengar seperti tercecer di antara kabut asap.

Tiba-tiba, dalam keadaan panik, Heri merasa tubuhnya jatuh dari motor, dan semuanya menjadi gelap. Beberapa saat kemudian, dia bangun di tengah jalan desa yang sunyi. Kabut asap telah mereda, dan dia merasa kembali bisa bergerak dengan normal. Dia segera berdiri dan mengejar motor yang tergeletak di tepi jalan.

Heri tiba di rumahnya dengan nafas tersengal-sengal. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di tikungan tajam tersebut, tetapi dia yakin telah mengalami sesuatu yang sangat mengerikan. Dia tidak pernah mengulangi perjalanan pulang saat malam hari dengan kabut asap yang begitu tebal lagi. Kisah misterius di tikungan tajam itu akan selalu menghantuinya, mengingatkan bahwa ada hal-hal di luar sana yang melebihi pemahaman manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun