Mohon tunggu...
Heri Santiko
Heri Santiko Mohon Tunggu... -

manusia biasa yang sedang berusaha mewujudkan mimpi masa muda. Wants to be Mujahidpreneur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indonesia Tanah SUrga, Katanya????

15 Agustus 2012   22:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:42 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MERDEKA!!!!!

Hari ini, 17 Agustus 2012 tepat 67 tahun sudah Indonesia memproklamirkan diri menjadi Negara yang merdeka. Perjuangan tak kenal lelah para pahlawan kita selama kurang lebih tiga setengah abad terbayar sudah dengan status merdeka yang selama ini pendahulu kita perjuangkan. Merdeka berarti lepas dari segala macam belenggu penjajah. Cita – cita luhur yang selama 350 tahun menjadi tujuan masyarakat Indonesia akhirnya tercapai lewat banyak pengorbanan baik harta maupun nyawa. Suatu perjuangan yang mungkin tak bisa dibayarkan dengan rupiah, tapi rasa ingin bebas menguatkan tekad para pejuang kita. Lalu pantaskan jika kita sebagai pewaris Negara ini merusak begitu saja makna kemerdekaan yang diperoleh dengan banyak tenaga dan air mata?. Pantaskah kita isi kemerdekaan ini hanya dengan berlomba memperkaya diri dengan memanfaatkan asset Negara demi kepentingan pribadi?. Sungguh manusia tak tahu diuntung yang tega melakukan pengkhianatan seperti itu.

Generasi penerus bangsa yang seharusnya meneruskan perjuangan para pahlawan mengisi kemerdekaan justru pada kenyataannya mengisi kemerdekaan dengan sesuatu yang bukan menjadi tujuan umum Negara ini.

Kaum muda yang seharusnya mempunyai pikiran kritis demi tercapainya Indonesia yang lebih maju justru terbuai dengan penjajahan bentuk baru berupa penjajahan moral, penjajahan teknologi, dan bentuk penjajahan lainnya. Banyak dari kita kaum muda yang terbuai dan tertular budaya negative yang sama sekali bukan tradisi negri ini.

Pemerintah yang seharusnya menjadi motor penggerak pembangunan justru sibuk membangun diri sendiri dengan menimbun kekayaan yang bukan menjadi ha mereka. Mereka bekerja bukan karena rasa nasionalisme seperti yang telah dicontohkan para pejuang tapi mereka bekerja dengan rasa ingin menguasai negeri ini. Mereka berlomba-lomba mengumpulkan pundi-pundi uang yang bukan menjadi hak mereka. Mereka tak peduli lagi dengan tujuan utama Negara ini mencapai kesejahteraan umum, mereka tak mau lagi tahu apa yang sebenarnya terjadi dipenjuru pelosok negeri ini, mereka tak mau lagi peduli nasib bangsa ini, yang mereka tahu hanyalah jurus jitu menimbun kekayaan pribadi lewat jalan korupsi. Sungguh miris pemerintah dinegeri surga ini.

Rasa nasionalisme yang terus memudar, rasa bertanggung jawab terhadap keberlangsungan negeri ini yang terus tekikis semakin hari smakin menjadi. Ayohlah INDONESIA kita mulai bangun lagi negeri ini. Jangan biarkan orang lain mengeruk kekayaan kita, jangan biarkan teman kita diperbatasan sana menggadaikan rasa nasionalismenya dengan berpindah kewarganegaraan mengikuti Negara tetangga demi hidup yang lebih baik. Perjuangkan hak-hak warga perbatasan sana, ayolah INDONESIA kita bangkit bersama, ini suatu moment yang tepat untuk kita bangkit meluruskan tujuan kita sesungguhnya. Ayolah INDONESIA tumbuhkan lagi rasa nasionalisme kita dengan tidak lagi berpatok pada seberapa besar materi yang kita dapatkan dari apa yang kita kerjakan untuk membangun negeri ini berpatoklah pada seberapa besar perubahan yang telah kita lakukan untuk membangun negeri ini. Kita ini tanah surga semua bisa kita lakukan asalakan kita mau berbagi mau bekerjasama dan pastinya mau melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun