Evolusi yang terjadi pada suku Sasak adalah mengenai pandangan maskulinitas laki-lakinya tidak lagi diukur atau diuji melalui tradisi peresean saja, namun banyak faktor lain yang terlibat didalamnya. Semua evolusi budaya ini tidak lepas dari faktor luar seperti pemikiran budaya barat akan maskulinitas.Â
Untuk pertunjukannya sendiri juga mengalami evolusi karena dahulu peresean dilakukan ketika akan melakukan perang jadi pelaksanaanya bisa dikatakan merupakan sesuatu yang serius.
Peresean sekarang fokus dikembangkan untuk seni ketangkasan alias menjadi pentas seni yang bisa disaksikan bebas oleh siapapun. Peresean yang sekarang biasanya dilaksanakan pada hari-hari tertentu seperti perayaan 17 Agustus, festival, perlombaan, atau untuk sekedar menyambut tamu seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya.Â
Sedangkan untuk potensi pengembangan ini dalam segi pelaksanaan perasaannya tidak banyak yang bisa diubah karena budaya ini masih dijaga tanpa modifikasi apapun. Perubahan signifikan yang terjadi terletak hanya pada pola pikir masyarakat yang tidak lagi menganut pemikiran bahwa peresean menjadi tolak ukur ketangkasan seorang laki-laki dari suku Sasak.Â
Kesenian peresean ini dipertahankan . Sedangkan untuk potensi lain yang bisa dilakukan untuk peresean adalah menjaga kelestariannya dengan menjadikannya lomba di acara atau event tertentu dan hal itu sudah dilakukan.Â
Sehingga untuk kedepannya peresean  yang sekarang dikenal masyarakat sudah lebih dari cukup dalam bentuk pelestariannya, tidak mengubah tradisinya secara signifikan namun tetap merasakan khidmat akibat dari pelaksanaanya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H