Berkaca dengan banyaknya kasus-kasus kejahatan, terutama korupsi yang menyandera para tersangka yang bila dilihat dari sisi umur mereka tak seharusnya disibukkan dengan perkara kriminal. Seperti OC Kaligis pengacara ternama dan Sepp Blatter ketua FIFA di mana mereka telah meraih kesuksesan materi dengan bergelimang harta kekayaan yang bisa membeli segala kemewahan. Bahkan sang pengacara gaek itu mengaku telah memperistri 10 orang wanita. Itulah kemewahan harta dan wanita yang mungkin di awal dianggap sebagai kenikmatan yang membahagiakan.Tapi apa yang terjadi? Di usia mereka yang sudah di atas kepala tujuh, mereka mestinya tinggal menikmati sisa hidupnya dengan santai bersama anak cucu sambil mempersiapkan bekal hidup di alam lain. Mereka justru harus menuai hasil perbuatannya selama ini. Mereka harus rela menerima konsekwensi perbuatan mengumpulkan harta dengan jalan yang salah, KORUPSI. Sungguh tragis nasib seperti ini.
Kiranya hidup mewah tak selalu membawa kebahagiaan di hari tua. Kesederhanaan itu lebih meringankan. Sebab terkadang manusia dibuat kehilangan waktu-waktu yang lain saat obsesinya diarahkan kepada mengejar duniawi semata. Hidup menjadi tidak proporsional.
Memang hidup tak akan lepas dari adanya masalah, tapi jika masalah yang dihadapi adalah akibat perbuatan diri sendiri itu yang patut disesalkan. Masalah kriminal seyogyanya dihindari karena disamping dosa yang dihasilkan, makna hidup manusia sendiri menjadi terdegradasi bahkan lenyap segala kebaikan dan kemuliaan sebagai manusia. Jika kemuliaan sudah hilang apa artinya semua yang telah dikumpulkan?
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H