Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi Islam, Masih Lakukah?

2 Oktober 2013   09:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:07 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ide untuk membentuk koalisi Islam dari PPP menghadapi pencapresan 2014 disambung dengan kata sepakat oleh PKS. Mereka lagi-lagi bergabung untuk kepentingan sesaat dengan menjadikan agama menjadi jualan politik. Beberapa tahun yang lalu mungkin jualan politik model begini masih laku. Saat itu PPP menjadi satu-satunya partai Islam. Dan kemudian PKS dengan kader-kadernya yang militan di awal-awal pembentukannya, dengan jargon bersih dan peduli cukup memukau masyarakat. Tak heran di DKI Jakarta sempat PKS sempat memenangkan pemilu tahun 2004.

Tapi kini? Zaman sudah berubah. Rakyat sudah melihat bukti apakah mereka benar-benar partai yang dibutuhkan atau tidak. Kenyataannya setelah berkuasa, PKS tak menunjukkan kinerja yang baik. Kementerian yang dipegang tak ada prestasi yang menonjol, justru tercium aroma korupsi yang menyengat dan adanya penyalahgunaan kekuasaan untuk memperkaya partai.

Kasus demi kasus yang melibatkan partai Islam tak beda jauh dengan partai-partai lain. Karena mereka membawa nama Islam, justru membuat kepercayaan konstituen memudar tajam. Banyak yang tidak rela agama dibawa-bawa ke ranah politik yang pada akhirnya hanya menjadi label dan lipstik belaka untuk menutupi nafsu berkuasa mereka.

Partai agama saat ini telah mencapai titik terendah dalam hal tingkat kepercayaan di masyarakat. Ini dikarenakan mereka telah menipu masyarakat dengan bajunya yang terlihat agamis, ternyata tak lebih dari pada sekumpulan orang-orang yang ingin mendapat giliran berkuasa. Lalu kekuasaan itu lebih condong digunakan untuk kemakmuran golongan.

Label agama dalam politik seringkali menjadikan ambigu dalam meletakkan ideologi partai. Mereka lebih menonjolkan agama dan mengabaikan ideologi negara Pancasila yang jelas-jelas menjadi dasar berdirinya negara RI.

Boleh-boleh saja sebenarnya membentuk koalisi Islam, tapi tokoh capres yang diusung kelak jika tidak dekatdengan rakyat apalagi berbau sektarian, jangan harap akan mendapat simpati rakyat. Rakyat saat ini sudah pintar.  Jika mau berkoalisi, berkoalisilah dengan rakyat. Pikirkan dan berbuatlah sesuatu untuk rakyat, itulah koalisi yang sebenarnya.

Jakarta, 2 Oktober 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun