Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

3 Alasan Baru Memilih Jokowi

15 Agustus 2012   09:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:44 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Persaingan menjadi gubernur DKI telah berkembang liar dan tak mengindahkan aturan dan etika. Belum masa kampanye, incumben sudah mencuri start terlebih dahulu. Bahkan di bulan puasa digunakannya untuk bersafari politik. Belum lagi isu SARA yang yang meresahkan masyarakat dan berpotensi menimbulkan konflik sangat tidak menarik dihembuskan di tengah majemuknya masyarakat Jakarta.

Berikutnya, PKS telah berikrar mendukung Foke-Nara. Padahal sebelumnya Hidayat Nur Wahid, cagub dari PKS di putaran pertama begitu gigih mengkritik Foke dan menghimbau untuk jangan sampai memilih Foke, karena terindikasi korupsi seperti yang ditulis oleh mantan Wakil Gubernurnya sendiri, Priyanto yang mundur karena tidak cocok dengan bosnya. Di samping itu, semangat pembaruan yang diusung di putaran pertama terpaksa diingkari dan mencari-cari celah untuk membuktikan adanya pembaruan dalam dukungannya kepada Foke-Nara.

Maka dari itu, prediksi penulis di putaran ke dua nanti akan banyak pemilih yang di putaran pertama golput, di putaran ke dua nanti tergugah untuk menggunakan hak pilihnya. Dan juga yang tidak golput pun akan semakin yakin dengan 3 alasan baru, selain alasan kapabilitas dan track record Jokowi-Ahok yang fenomenal yang membuat mereka menentukan pilihannya ke kubu Jokowi-Ahok dengan Jakarta Barunya. 3 alasan baru itu adalah :

1. Mengakhiri Status Quo

Kejenuhan terhadap berbagai problematika kota Jakarta, tentu menjadi harapan saat Jokowi berpeluang menggantikan incumben ( Foke )  yang banyak dinilai masyarakat sebagai gubernur yang gagal membawa Jakarta menjadi lebih baik. Di putaran pertama orang masih skeptis dengan Jokowi-Ahok, karena harus berhadapan dengan banyak calon lainnya. Namun ternyata tak disangka Jokowi berhasil memenangkan putaran pertama. Ini akan membuat harapan mewujudkan pemimpin baru dan Jakarta baru lebih besar, dan golput diperkirakan akan memiliki alasan untuk tidak menjadi golput di putaran ke dua. Mulai nampak peluang besar untuk mengakhiri status quo yang berambisi besar mempertahankan kekuasaannya.

2. Memberi Pelajaran kepada Partai Politik

Sikap PKS dan PPP yang banting stir ke Foke-Nara, tentu tak luput dari hitungan dagang sapi di mana kepentingan politik sesaat yang menjadi pertimbangannya. Idealisme di putaran pertama seolah hanya mainan yang bisa ditukar dengan deal-deal politik. Ini akan semakin membuat muak baik kader PKS, PPP ataupun masyarakat yang lain. Setelah mereka bertekuk lutut dengan Foke-Nara, tak ada lagi partai politik yang bisa dianggap punya martabat dan idealisme. Masyarakat akan semakin tidak percaya kepada partai-partai politik, sehingga akan memberikan hukumannya dengan memilih Jokowi-Ahok di putaran pertama, meski tak didukung banyak partai politik. Pemandangan politik berupa pengeroyokan terhadap calon yang konsisten didukung oleh dua partai politik, PDIP dan Gerindra justru akan melahirkan empati dan simpati kepada Jokowi-Ahok. Dan berkumpulnya partai politik justru akan kontra produktif, karena publik banyak yang sudah cerdas bahwa mereka hanyalah sekumpulan politisi yang hanya memanfaatkan para pemilih di saat kampanye saja. Dukungan kepada Foke-Nara sudah bisa diduga penuh dengan deal-deal politik.

3. Menolak SARA

Isu SARA yang berlebihan, seperti yang diperlihatkan Rhoma Irama dan ustadz-ustadz di masjid-masjid di bulan Ramadhan ini akan semakin melengkapi kemuakan masyarakat akan polah tingkah Foke-Nara dalam memuluskannya menjadi gubernur kembali. Sempurna sudah alasan untuk menghukum incumben dan persekongkolan partai politik untuk menghambat pembaharuan Jakarta. Mereka hanya memikirkan kepentingan golongan, maka pola pemilih di putaran pertama di mana grass root tidak menghiraukan partai politik pendukung akan berulang di putaran ke dua. Apalagi isu SARA semakin tidak menarik dan cenderung mendzolimi cagub-cawagub lain.

Saatnya ketidakadilan dihentikan dan kesemrawutan kota Jakarta dibenahi oleh pemimpin yang giat bekerja, mengayomi, jujur dan rendah hati. Salam.

#Jakarta, 15 Agustus 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun