Mohon tunggu...
Heri Purwanto
Heri Purwanto Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadilah Konsumen Cerdas di Era Digital

11 September 2018   21:12 Diperbarui: 11 September 2018   21:47 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini masyarakat yang melakukan belanja online bukan saja menginginkan produk yang di pesannya tetapi sebuah pengalaman yang menyenangkan dan nyaman ketika bertransaksi online.

Masyarakat di Era Digital dihadapkan oleh banyaknya e-commerce yang menawarkan berbagai promo  menarik serta kemudahan ketika bertransaksi, yang patut dipahami oleh calon konsumen adalah didalam satu e-commerce terdapat ribuan toko (pedagang) sehingga dibutuhkan ketelitian serta kehati-hatian di saat memilih barang sesuai kebutuhan.

Sebanyak 43 persen konsumen belanja online mengatakan pernah memiliki pengalaman kurang baik, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Shopback terhadap 2.455 responden, ditemukan pula bahwa terjadi penurunan tingkat kepuasan konsumen hingga 86 persen. *1

Sementara berdasarkan survei yang dilakukan oleh Mastercard, Indonesia menduduki peringkat keempat dari lima besar Negara Asia-Pasifik yang menggunakan smartphone untuk berbelanja online, masyarakat Indonesia semakin banyak yang beralih berbelanja via online tetapi tidak di imbangi oleh peningkatan pengetahuan / edukasi menjadi konsumen yang cerdas di era digital.*2

Maka dari itu, sebagai konsumen kita harus belajar menjadi konsumen yang cerdas agar terhindar dari penipuan dan kekecewaan terhadap barang yang ingin kita beli. Biasakanlah untuk membaca review sebuah produk dengan mencarinya melalui sosial media seperti Instagram, Facebook, Blog, E-Commerce dll. Beberapa point penting lainnya yang harus kita perhatikan untuk menjadi konsumen cerdas yakni : foto produk sesuai, bandingkan harga, spesifikasi sesuai, teliti, review bagus dan ongkos kirim.

Adakalanya tidak semua produk yang kita pesan, kita akan menerima sesuai dengan pesanan , ada beberapa hal yang membuat pesanan kita tidak sampai ke alamat rumah seperti faktor eksternal bencana alam, salah kirim, dan faktor teknis seperti kehabisan stock produk dll.

Seperti yang baru saja saya alami ketika memutuskan bertranksaksi pada salah satu platform belanja online yakni pihak penjual kehabisan stock.

Saya akan sharing pengalaman ketika bertransaksi online, tulisan ini tidak bermaksud ingin menjelekkan pihak penjual maupun e-commerce yang bersangkutan. Ini adalah sebagai edukasi ketika kita memutuskan untuk bertransaksi secara online.

Sebelum saya memutuskan untuk checkout, saya pastikan terlebih dahulu untuk bertanya kembali kepada pihak penjual dalam hal ini yaitu Wrangle* Official Shop pada platform Shope*. Saya tanyakan mengenai ketersediaan produk, pada kolom deskripsi sebuah produk pihak penjual terkadang membuat notice agar memastikan kembali ketersediaan stock sebelum checkout, maka biasakanlah untuk membaca kolom deskripsi. Gunakanlah fitur Chat pada platform tersebut untuk berkomunikasi dengan pihak penjual.

Setelah pihak penjual menyatakan bahwa produk yang saya inginkan masih tersedia stocknya bahkan sampai beberapa kali saya menanyakan dan penjual memastikan ketersediaan produk nya, maka saya langsung order produk tersebut. Empat hari berselang saya mendapatkan pesan bahwa produk yang saya pesan sudah out of stock alias sudah habis dan penjual meminta kepada saya agar mengajukan pengembalian dana.

Apa yang harus dilakukan oleh seorang konsumen apabila mengalami hal tersebut? Berikut adalah beberapa tips dari saya :

Apabila pihak penjual memberitahu bahwa produk yang kita pesan sudah habis biasanya pihak penjual akan menawarkan penggantian produk, perhatikan produk pengganti apakah sesuai dengan keinginan kamu atau tidak, jika tidak sesuai barulah ajukan opsi pengembalian dana.

Jika pihak penjual tidak memiliki opsi penggantian produk (ini yang saya alami) dan penjual memohon konsumen untuk mengajukan pengembalian dana, saran saya jangan mengajukan pengembalian dana karena jika kita yang mengajukan berarti kita yang harus membatalkan pesanan kita sendiri, padahal itu bukan sesuatu yang kita inginkan.

Pada e-commerce semacam Shope* jika penjual tidak dapat mengirimkan pesanan sampai batas waktu tertentu maka pesanan akan terbatalkan melalui sistem. Dan dana kamu secara sistem pula akan segera dikembalikan dan masuk ke Shope* Pay.

Jika kita menuruti saran penjual untuk mengajukan pengembalian dana yang terbaca oleh sistem Shope* bahwa itu adalah murni keinginan kita, maka biarkanlah sistem yang bekerja tidak perlu khawatir karena dana kita tetap terparkir di rekening Shope* dan tidak akan disalurkan ke rekening penjual jika pesanannya belum selesai.

Dengan membiarkan sistem yang bekerja secara tidak langsung kita sudah menghukum pihak penjual karena dengan gagal pick up tentunya akan menurunkan rating serta poin toko tersebut dan apabila terakumulasi (membatalkan pesanan secara sepihak maupun terbatalkan oleh sistem) tidak menutup kemungkinan pihak e-commerce akan  menghapus subsidi ongkir bahkan menonaktifkan akun penjual tersebut karena sudah mengganggu ekosistem belanja online yang menyenangkan dan nyaman.

Terakhir, apabila kita tidak puas dengan pelayanan pihak penjual jangan lupa untuk melaporkannya pada fitur Laporkan Pengguna agar menjadi evaluasi bersama serta jangan sungkan untuk berkomunikasi dengan pihak e-commerce tersebut dalam hal ini yaitu Tim Shope*, mereka akan memfasilitasi kendala yang terjadi.

Jadi berbelanja online pada toko terkenal dengan merk terkenal sekalipun dan pada platform e-commerce manapun, selaku konsumen bersiaplah untuk mengalami kekecewaan karena masih banyak brand terkenal yang belum siap untuk terjun didalam persaingan bisnis secara online.

Kebanyakan dari mereka hanya latah ikutan online shopping experience tanpa paham bahwa lini bisnis ini tidak hanya memindahkan toko ke dalam sebuah website/aplikasi milik pihak ketiga tetapi perlu perhatian khusus dan kecakapan antar tim internal sehingga kesalahan teknis dapat di minimalisir demi tercapainya pengalaman berbelanja online yang menyenangkan serta nyaman. Masih kapok untuk berbelanja online? Hayo segera hunting barang impian..

  1. Konsumen Belanja Online Banyak yang Kecewa, republika.co.id

  2. Kunci Utama Berbelanja Online di Era Digital, joecandra

*terkait pengalaman saya tersebut, akhirnya pihak penjual memberikan  kompensasi berupa voucher senilai Rp.25.000,. dan sudah saya sampaikan  rasa terima kasih saya atas apresiasinya dan saya tegaskan bahwa voucher  tsb tidak akan saya gunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun