Mohon tunggu...
Heri Pujianto
Heri Pujianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pebisnis yang suka menulis. WA 082177158254
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis sebagai nasihat bagi diri sendiri dan berbagi untuk saling memotivasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Langkah Mudah Menjadi Motivator

15 Oktober 2020   15:02 Diperbarui: 15 Oktober 2020   15:08 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*DR. Earnest Wong, NLP Trainer pertama di Asia mengatakan ada lima S yang paling penting untuk menjadi seorang Trainer yang handal :*

1. Self Mastery
2. Subject Mastery
3. Sequencing
4. Showmanship
5. Salesmanship

*Self Mastery*
Adalah pengalaman, pengetahuan atau ilmu yang dimiliki dan mau dibagikan kepada para peserta seminar.*

Salah satu pertanyaan yang menimbulkan keragu-raguan didalam hati, "Apakah saya pantas untuk menjadi seorang trainer ?"

Jika kita memiliki salah satu dari empat P ini, maka kita layak untuk menjadi trainer. Yaitu

*1.Pengalaman Kita*
Seseorang yang telah bekerja selama 20 tahun di sebuah bidang tertentu, dapa membagikan pengalamannya.

Kita juga dapat membagikan pengalaman hidup kita untuk memotivasi seseorang melakukan sesuatu.
 
Membagikan pengalaman kita untuk tujuan memberikan inspirasi atau dari pengalaman kita orang dapat belajar sesuatu.

Contoh

Seorang sales yang jago jualan dapat mengajarkan teknik jualan berdasarkan pengalamanya. Ini yang dilakukan oleh Joe Girand -- the greatest salesman in the world.

*2.Pengetahuan Kita*
Selain pengalaman, pengetahuan kita juga dapat kita bagikan kepada orang lain.

Pengetahuan datang dari hasil kita mempraktekan sebuah teori yang kita buat sendiri atau pengetahuan dapat datang juga dari pengalaman hidup yang disimpulkan.

Contoh

Pengetahuan kita dalam menyusun marketing strategi diperusahan dapat kita bagikan kapada orang lain.

*3.Pendidikan Kita*
Pendidikan formal kita dapat berguna untuk mengajar di lembaga pendidikan formal seperti sekolah tinggi dan universitas.

Contoh

Dosen yang mengajar, tentunya harus menamatkan Pasca Sarjana atau Program Doktoralnya terlebih dahulu.

*4.Pengalaman orang lain*  
Kita juga dapat menggunakan pengalaman orang lain sebagai bahan untuk berbagi kepada peserta.

Contoh

Dosen kita pada masa kuliah, mungkin tidak pernah memiliki pengalaman dalam berjualan.

Akan tetapi mereka dapat mengajar sales dengan baik, berdasarkan pengalaman orang lain yang tertuang dalam buku panduaan belajar.

Pengalaman orang lain bisa kita peroleh dari seminar yang kita hadiri dan buku yang kita baca.

"Intinya sedikit ilmu yang dibagikan akan jauh bermanfaat daripada ilmu banyak yang disimpan sendiri"

Semoga bermanfaat !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun