Untuk memudahkan pengasuhan anak kita harus tahu profil anak terlebih dahulu. Apakah anak dengan profil visual, auditori atau kinestetik.
Ada kecenderungan anak saat menyampaikan informasi dalam penggunaan kata-kata.
Ada anak yang visual menggucapkan kata warnanya, gambarannya, bayangkan, kelihatannya.
Ada anak auditori yang menggunakan suaranya, nadanya, kedengarannya... dan seterusnya.
Sekarang coba kita ingat-ingat saat anak menonton televisi. Misalnya film kartun yang sedang tegang-tegangnya, apa yang dilakukan anak saat menonton?
Ada yang tiba-tiba dengan begitu fokus maju, mata menatap dengan lekat, tidak berkedip. Fikirannya terbawa tegang dengan puncak acara tersebut.
Anak tadi sedang mendekatkan matanya ke obyek yang dilihat untuk lebih focus dalam menyerap informasi apa yang terjadi dalam layar televisi.
Anak lain ada yang saat sama terjadi, bukan maju wajahnya, mata mendekat ke televisi. Melainkan malah memajukan kepala, namun agak miring dan seolah mendekatkan telinganya ke televise.
Ada anak lain yang saat terjadi hal yang sama, dia amati televise dengan lekat, namun bukan itu saja, tangannya menyentuh salah satu bagian televisinya. Atau langsung menirukan adegan yang ada. Atau melakukan gerakan tertentu seolah menjadi simbol akan apa yang ditontonnya.
Itu mewakili preferensi seorang anak, dengan apa yang dilakukan. Seorang anak memiliki indera yang lebih sering digunakan dalam melakukan akses dunia luar (informasi).
Ada yang menggunakan penglihatan (visual), ada yang dengan pendengaran (auditori) dan ada yang dengan merasakan (kinestetik).
Informasi yang masuk akan lebih mudah diterima jika menggunakan indera yang paling cocok tersebut bagi anak. Termasuk saat kita kita berkomunikasi dan memberikan arahan.