Waktu emas yang efektif saat memberikan sugesti afirmasi juga cukup banyak dari kebiasaan seorang anak, seperti saat bermain, nonton televisi, memainkan game digital, bermain peran dan lain-lain.
Semakin banyak aktivitas kesukaan anak, biasanya semakin banyak celah untuk memberikan sugesti afirmasi ini. Bisa bentuk instruksi lansung ataupun tidak langsung.
Misal saat anak bermain game digital, baik di PS, laptop atau smartphone. Pada saat sedang puncaknya ketegangan (asyiknya) saat bermain, sehingga konsentrasi fokus anak hanya pada game tersebut, saat tersebut juga merupakan waktu emas.
Contoh yang lain saat anak saat bermain peran, misalnya menjadi tokoh film kartun, maka arahkan dengan cerita yang berbeda.
Saat menjadi tokoh tertentu dan kita tahu persis ada tokoh yang disegani, dihormati, ditakuti oleh tokoh tersebut, kita orang tua menjadi tokoh yang disegani tersebut. Baik itu gurunya, komandannya, kakak seperguruannya, penasehatnya, dan lain-lain.
Lalu kita memberikan nasehat kepada anak kita yang sedang menjadi tokoh.
Ini seperti terjadi drama, antara anak dan orangtua. Namun pemaknaan anak atas hal tersebut adalah sebuah realita hidup bukan permainan.
Sebuah kehidupan nyata, yang nasehatnya akan diingat dengan mudah, dilaksanakan tanpa sadar.
Saat anak terjadi penyimpangan, kita ingatkan tokoh tersebut (peran anak) tidak melakukan hal tersebut, tetapi melakukan hal yang kita arahkan.
Contoh yang lain lagi. Anak sedang asyik menikmati makanan yang special bagi dia dan sedang dalam keadaan sangat fokus menikmati makanan tersebut, ini bisa juga menjadi salah satu waktu emas untuk memberikan nasehat.
Juga berlaku saat anak-anak bergembira di tempat tertentu yang merasa special.
Momen seperti ini bisa diciptakan, maka tentu saja semakin banyak waktu untuk bisa memberikan nasehat atau sugesti positif ke anak kita.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H