Mohon tunggu...
Herini Ridianah
Herini Ridianah Mohon Tunggu... Guru - write with flavour

pemerhati sosial dan pendidikan, guru les MIPA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Polemik UKT, Tak Cukup Ditunda Kenaikannya

1 Juni 2024   11:21 Diperbarui: 1 Juni 2024   11:21 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam menjadikan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan pokok rakyat, yang disediakan negara  dan diberikan dengan biaya murah bahkan bisa jadi gratis.  Selain itu, semua warga negara mendapat kesempatan yang sama. Negara dalam sistem Islam mampu menyediakan pendidikan gratis karena memiliki sumber pendapatan negara yang cukup banyak.

Islam adalah satu-satunya sistem kehidupan yang begitu kuat mendorong umatnya untuk meraih ilmu. Frasa ulul albab, yakni orang-orang yang mengerahkan akalnya untuk berpikir cemerlang sehingga tertuntun pada keimanan, diulang sampai 16 kali di dalam Al-Qur'an.

Allah SWT memuji orang-orang yang beriman dan berilmu melalui firman Allah SWT : "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, 'Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis', maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, 'Berdirilah kamu', maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti dengan apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Mujadalah [58]: 11).

Cara pandang kapitalistik sungguh berbeda nyata dengan pandangan dan pengaturan syariat Islam terhadap penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan. Hal ini berawal dari sabda Rasulullah saw., "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim." (HR Ibnu Majah).

Berdasarkan hal tersebut, negara dalam sistem islam berkewajiban memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya dengan kualitas terbaik dan terjangkau. Kebutuhan dasar tersebut meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan. Islam menjadikan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan pokok (primer) rakyat yang disediakan oleh negara dan diberikan kepada rakyat dengan biaya murah, bahkan sangat mungkin gratis. Selain itu, semua individu rakyat mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa menikmati pendidikan pada berbagai jenjang, mulai dari prasekolah, dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi. Nabi saw bersabda : "Imam/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya." (HR Muslim dan Ahmad).

Islam menetapkan dua tujuan pendidikan, yaitu mendidik setiap muslim supaya menguasai ilmu-ilmu agama yang wajib bagi dirinya (akidah, fiqih, ibadah, bahasa arab), dan mencetak para pakar dalam berbagai bidang ilmu agama juga sains dan teknologi, kedokteran, hingga nuklir, dsb yang dibutuhkan umat dan negara. Hukumnya fardhu kifayah sbg kebutuhan vital yang harus dipenuhi negara, bukan kebutuhan tersier atau kepentingan orang-orang kaya saja yang bisa diabaikan.

Cara  Islam Membiayai Pendidikan Berkualitas

            Pendidikan berkualitas memang membutuhkan biaya yang besar. Karenanya, pembiayaan pendidikan ini tidak boleh dibebankan kepada rakyat. Islam telah menetapkan sumber pembiayaan pendidikan sesuai dengan syariah, yaitu bisa berasal dari sejumlah pihak, yakni dari individu warga secara mandiri, infak/donasi/wakaf dari umat untuk keperluan pendidikan, serta pembiayaan dari negara. Negara lah yang memiliki porsi kewajiban terbesar untuk membiayai pendidikan berkualitas.

Islam juga menetapkan sejumlah pos pemasukan negara di baitulmal untuk memenuhi anggaran pendidikan. Di antaranya dari pendapatan kepemilikan umum seperti tambang minerba dan migas, juga fai, kharaj, jizyah, dan dharibah (pajak). Khusus untuk pajak, hanya diambil dari rakyat pada saat kas Baitulmal kosong dan dikenakan hanya pada orang kaya laki-laki saja.

Sementara itu, jaminan dan realisasi pembiayaan pendidikan oleh negara, yakni berupa pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana pendidikan, anggaran yang menyejahterakan untuk gaji pegawai dan tenaga pengajar, serta asrama dan kebutuhan hidup para pelajar termasuk uang saku mereka.

Sejarah kekhilafahan islam telah membuktikan kegemilangan pendidikan islam dari berbagai aspeknya. Islam berhasil mencetak para ulama dan  ilmuwan yang karyanya dikagumi dan menginspirasi dunia barat hingga sekarang. Bahkan islam pernah menggratiskan biaya pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi, seperti Universitas Cordoba di masa Kekhalifahan Bani Umayyah. Cordoba dikenal sebagai the greatest centre of learning di Eropa ketika kota-kota lain mengalami kegelapan. Dahulu, peradaban Islam menjadi kiblat intelektual berbagai peradaban dunia, termasuk Barat. Pemuda-pemudi Barat berbondong-bondong menimba ilmu di lembaga-lembaga keilmuan yang didirikan kekhalifahan Islam. Tak terkecuali putri Raja Inggris. (https://langit7.id/read). Tidakkah itu menjadi bukti bahwa hanya dengan islam lah, kunci pendidikan generasi gemilang? . Sudah saatnya kita tersadar akan dampak buruk penerapan kapitalisme dan liberalisme pendidikan berasaskan sekuler. Saatnya kita kembali pada sistem islam jika ingin mewujudkan generasi berkualitas untuk Indonesia emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun