Mohon tunggu...
Herini Ridianah
Herini Ridianah Mohon Tunggu... Guru - write with flavour

pemerhati sosial dan pendidikan, guru les MIPA

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Seolah Biasa, Harga Pangan Naik di Awal Puasa

13 Maret 2024   08:38 Diperbarui: 13 Maret 2024   08:44 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.tribunnews.com/bisnis

Idealnya, Negara Berperan Aktif Mengkondusifkan 

Pelayanan itu diwujudkan dengan kebijakan negara yang memudahkan rakyat dalam menjalani ibadah Ramadan, mempersiapkan segala sesuatunya demi meraih ridha Allah dan nyaman menjalankan ibadah puasa. Sebagai contoh, negara akan mengawasi agar harga-harga pangan selama bulan Ramadan tetap terjangkau oleh rakyat. Memang tidak bisa dipungkiri, jumlah permintaan bahan pangan sangat dimungkinkan naik di bulan Ramadan.

Peran negara di sini adalah memastikan harga bahan pangan mengikuti mekanisme pasar dan menghilangkan distorsi pasar seperti penimbunan kartel, mafia dan sebagainya. Atau juga negara bisa melakukan intervensi stok bahan pangan untuk menstabilkan suplai dan demand. Dengan begitu, rakyat akan tetap bisa menjangkau harga pangan. Jika bahan pangan terjangkau, rakyat tentu akan merasa tenang karena kebutuhan pangan mereka tercukupi. Sehingga mereka akan fokus untuk beribadah dan beramal saleh selama Ramadan.

Negara juga memberikan pendidikan terbaik melalui penerapan sistem  pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam membuat seseorang memiliki kepribadian Islam yaitu pola pikir (aqliah) dan pola sikap (nafsiyah) distandarkan pada syariat Islam. Kepribadian Islam ini akan menuntun umat memiliki pemahaman yang benar atas ibadah Ramadan termasuk pola konsumsinya yaitu tidak berperilaku konsumtif dan egois individualis. Jika kepribadian Islam sudah terpatri dalam jiwa, maka umat islam akan berlomba berakhlak mulia. Cukup baginya janji balasan pahala dari Tuhannya sebagai dorongan terbesar yang membuatnya menjadi pribadi yang empati, peduli akan kondisi lingkungan sekitar. Misalnya, ia tidak akan nyaman dan merasa bersalah  jika makan enak hingga kenyang, sementara ada tetangganya yang kelaparan, kesulitan membeli pangan yang harganya kian menanjak.

Dengan demikian, peran negara ini akan mendorong umatnya untuk bersegera dalam kebaikan sesuai tuntunan Allah dan rasulnya dan memanfaatkan bulan Ramadan sebaik mungkin dengan amalan ibadah. Hanya saja, semua konsep ini akan terwujud ketika aqidah islam menjadi pijakan dan pondasi dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat hingga negara.

 Namun, sepanjang semua komponen negeri abai terhadap syariat islam, maka tak hanya mahalnya pangan yang akan terus menjadi tradisi akibat penerapan ekonomi kapitalis, kualitas akhlakpun terdegradasi.Naudzubillah.

Sungguh, ramadhan adalah saat yang tepat bagi umat ini untuk berbenah diri. Kembali pada aturan islam demi kemakmuran negeri dan meraih ridho ilahi. InsyaAllah keberkahan akan meliputi langit dan bumi. Sebagaimana firman Allah Swt :

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (TQS.Al-A'raf:96) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun