Mohon tunggu...
Herini Ridianah
Herini Ridianah Mohon Tunggu... Guru - write with flavour

pemerhati sosial dan pendidikan, guru les MIPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keniscayaan Demokrasi, Bagi-bagi Bansos agar Dicoblos

7 Februari 2024   15:04 Diperbarui: 7 Februari 2024   16:18 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: YouTube MetroTV

Presiden Joko Widodo telah memberikan sederet bantuan sosial atau Bansos sejak akhir tahun kemarin. Mulai dari bantuan pangan beras 10 kg, BLT Elnino Rp 200.000 per bulan, hingga yang terbaru BLT mitigasi risiko pangan Rp 200.000 per bulan. Alasan utama pemberian sederet Bansos untuk memperkuat daya beli masyarakat, khususnya masyarakat kelas bawah. Penguatan daya beli ini perlu dilakukan di tengah kenaikan harga pangan. (www.finance.detik.com).  

Meroketnya harga pangan juga diakui Jokowi terjadi di berbagai negara, bukan cuma di Indonesia. Hanya saja, Presiden Joko Widodo dan menteri-menteri yang tergabung dalam tim kampanye pasangan calon presiden dan  calon wakil presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, mereka dinilai kian masif menggunakan program bantuan sosial sebagai alat kampanye, pendongkrak suara. Beberapa pihak melihatnya sebagai politisasi Bansos. (https://www.bbc.com/indonesia/articles)

Menteri Keuangan Sri Mulyani bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membicarakan soal upaya politisasi bansos jelang Pilpres 2024.
Kabar tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto.
"Ya saat ini kan ada upaya-upaya untuk menggunakan bansos demi kepentingan elektoral, sampai anggaran setiap kementerian dipotong 5 persen untuk elektoral. Ini kan kita harus melihat kepentingan nasional yang lebih besar," ujarnya di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (3/2). Menurut Hasto, ini adalah pelanggaran serius. (https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240206).

Menanggapi hal itu, Kaesang menyinggung terkait adanya bansos yang dikorupsi saat pandemi Covid-19 lalu justru jauh lebih besar. Saat itu, koruptor nya adalah mantan Mensos Juliari Batubara. (https://www.kompas.tv/nasional)

 Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu memang telah memberi imbauan agar kepala negara tidak keluar jalur. Namun, penilaian politisasi Bansos ini dibantah oleh Presiden Joko Widodo. https://www.bbc.com/indonesia/articles)

Dengan konsep graduasi, jumlah penerima bansos seharusnya semakin menurun seiring perbaikan kondisi perekonomian. Maka jumlah penerima PKH yang terus dipertahankan besar, dan kini jelang 2024 ditambah luas dengan berbagai bansos ad-hoc seperti bansos beras dan BLT el-nino. Ini bukan indikasi tingginya komitmen penanggulangan kemiskinan, namun lebih menandakan besarnya motif politisasi bansos untuk mendapatkan keuntungan elektoral sekaligus menandakan lemahnya upaya pemberdayaan ekonomi rakyat dan penciptaan lapangan kerja. (https://nextpolicy.org/2024/01/27)

Sebenarnya wajar jika petahana saat ini terlihat mempolitisasi Bansos demi kepentingannya. Terlebih dengan sederet track record undang-undang yang dibuat serta pemanfaatan privilege untuk memuluskan anggota keluarga dan sekutunya agar bisa duduk di kursi pemerintahan.

Keniscayaan Demokrasi

 Saat ini, kekuasaan memang menjadi hal yang diperjuangkan dengan segala macam cara dan tipu muslihat, peluang apapun akan dimanfaatkan. Kepemimpinan seperti ini merupakan hasil penerapan sistem demokrasi. Sistem demokrasi mengabaikan aturan agama dalam kehidupan sehingga sistem ini meniscayakan kebebasan berperilaku. Di sisi lain, sistem demokrasi juga membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran politik rendah karena masyarakat dibentuk agar merasa cukup hanya dengan mencoblos pemimpin dan wakil rakyat. Ditambah pendidikan dan kemiskinan yang saat ini terjadi membuat masyarakat berpikir pragmatis sehingga mereka mudah dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

 Perlu dipahami pula, kemiskinan sudah menjadi problem kronis negara. Negara seharusnya mengentaskan kemiskinan dengan cara komprehensif dan dari akar persoalan yakni menjamin kesejahteraan ekonomi rakyat bukan hanya sekedar dengan bansos berulang, apalagi meningkat saat menjelang pemilu.

Sistem Islam Wujudkan Kesejahteraan

 Sangat berbeda dengan sebuah negara jika diatur dengan sistem Islam. Islam mewajibkan negara hadir sebagai penjamin kesejahteraan rakyat secara individu per individu bukan kolektif seperti sistem kapitalisme sekarang. Konsep mengatur rakyat seperti ini merupakan penerapan hadis-hadis berikut. Rasulullah saw bersabda : "Imam atau khalifah adalah Ra'in atau pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya." (HR. Al-Bukhari)

 Rasulullah Saw  bersabda : "Barang siapa pada pagi dalam kondisi aman jiwanya, sehat badannya dan punya bahan makanan cukup pada hari itu, seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya."(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

 Masalah kesejahteraan sangat erat kaitannya dengan masalah ekonomi yakni terpenuhinya kebutuhan hidup secara layak agar kesejahteraan dapat dirasakan oleh rakyat individu per individu. Islam mewajibkan negara untuk menjamin kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar publik. Jaminan kedua kebutuhan ini berbeda untuk kebutuhan pokok. Negara menjamin secara tidak langsung yaitu dengan menyediakan lapangan pekerjaan, di mana setiap laki-laki memiliki kesempatan kerja yang sama. Gaji dari hasil bekerja itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Di sisi lain, negara juga diwajibkan menjamin harga bahan pokok yang tersedia di pasar terjangkau oleh masyarakat.

 Dengan demikian, masalah terkait bahan pokok berupa sandang, pangan dan papan dapat tercukupi dengan layak Adapun kebutuhan dasar publik akan dijamin secara mutlak oleh negara . Maksudnya, negara yang memfasilitasi dan membiayai kebutuhan dasar publik tersebut. Kebutuhan seperti pendidikan, kesehatan, keamanan dan kebutuhan publik lainnya dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Bahkan mereka bisa menikmatinya dengan gratis. Anggaran pos kepemilikan umum dan pos kepemilikan negara di Baitul mall yang akan dialokasikan untuk menjamin kebutuhan tersebut.

 Islam juga menetapkan kekuasaan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. Dari Abudzar r.a, dia berkata : wahai Rasulullah, engkau menjadikanku seorang pemimpin, lalu Rasul memukulkan tangannya di bahuku dan bersabda, wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah dan sesungguhnya hal ini adalah amanah. Ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikannya dengan sebaik-baiknya. (HR Muslim)

 Dalam Islam, amanah kekuasaan digunakan untuk menerapkan hukum syariat bukan hukum hasil kesepakatan manusia seperti di dalam sistem demokrasi. Karena itu, di dalam Islam, penguasa akan mengurus rakyat sesuai dengan hukum syara dan menjadi pribadi yang amanah serta jujur. Pemimpin yang mengerti dan paham tolak ukur yang demikian tidak akan lahir kecuali mereka memiliki kepribadian Islam. Dikatakan berkepribadian Islam, ketika pola pikir (aqliah) dan pola sikap (nafsiah) seseorang sesuai dengan islam.

Secara kolektif, kepribadian Islam disuasanakan oleh masyarakat islam dan dibentuk oleh sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh negara. Negara juga akan mengedukasi rakyat dengan nilai-nilai Islam termasuk dalam memilih pemimpin sehingga umat memiliki kesadaran akan kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang muslim yang menjadi pemimpin pun jelas berkualitas karena iman dan takwanya kepada Allah, serta memiliki kompetensi. Dengan demikian, dia tidak perlu pencitraan agar disukai rakyat. Tidak akan pula terjadi politisasi bansos berulang setiap menjelang pemilu, jika rakyat sudah paham kriteria pemimpin yang amanah. Demikianlah islam mengatur masalah mengurus rakyat dengan  baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun