Dalam sistem pendidikan tradisional, siswa sering kali terikat pada kurikulum yang kaku dan tidak memperhitungkan kebutuhan dan minat individu mereka. Merdeka Belajar mendorong perubahan dengan memberikan kontrol yang lebih besar kepada siswa dalam proses belajar mereka.
Pertimbangan yang juga perlu dihadirkan dalam merdeka belajar memahami Prinsip pinsip dasar perlu diterapkan. Pertama, pendidikan harus berfokus pada pengembangan potensi dan minat siswa. Setiap siswa memiliki keunikan dan bakat yang perlu dihargai dan dikembangkan. Dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih dan mengatur pembelajaran mereka sendiri, mereka dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka dengan lebih baik. Kedua, pembelajaran sepanjang hayat.
Pendidikan bukanlah proses yang berhenti setelah siswa lulus dari sekolah. Sebaliknya, belajar harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang berkelanjutan. Siswa perlu dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Ketiga, Merdeka Belajar juga mendorong pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Kemajuan teknologi memberikan akses ke berbagai sumber daya pendidikan yang tidak terbatas, seperti materi pembelajaran online, tutorial video, dan platform pembelajaran interaktif.
Dengan menggunakan teknologi, siswa dapat belajar secara mandiri dan menyesuaikan metode pembelajaran mereka sesuai dengan gaya belajar yang paling efektif bagi mereka dalam mengembangkan keterampilan digital yang penting di era digital saat ini.
Keempat, Terjalinnya kolaborasi dan sinergi antara siswa, guru,orang tua, sekolah, masyarakat lingkungan sekitar dan pihak ketiga yang memiliki visi yang sama. Kolaborasi ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing, sementara siswa berperan aktif dalam proses belajar mereka.
Secara keseluruhan, Merdeka Belajar adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk mengembangkan siswa menjadi individu yang mandiri, aktif, dan kreatif. Konsep ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengelola pembelajaran mereka sendiri, dengan dukungan dari guru, teknologi, dan lingkungan belajar.Semoga pendidikan di Indonesia lebih baik dalam mencerdaskan anak bangsa, “Educate your children for a time not yours.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H