Mohon tunggu...
Heri Bertus A Toupa
Heri Bertus A Toupa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bijak dalam Berpikir dan Sopan dalam Perkataan

Gemar travelling dan membaca - Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

The Best Hero from Papua: Bertarung Nyawa demi Tugas Mulia

12 April 2021   21:39 Diperbarui: 12 April 2021   21:46 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu faktor yang mempengaruhi lambatnya Papua menjadi daerah yang berkembang dan maju adalah masalah keamanan dari wilayah Papua sendiri. Faktor ini yang menjadi masalah terbesar di Papua sekarang, sehingga dalam menjalankan roda perekonomian kadangkala terhambat di masalah keamanan daerah. 

Salah satu contohnya, ketika para pedagang yang ingin membawa barang dagangannya ke daerah pedalaman, harus melewati beberapa tindakan premanisme di jalan, mereka harus menyetor uang kepada para pemuda yang melakukan aksi palang atau tutup jalan. Oleh karena itu, mereka harus menyewa beberapa petugas keamanan dalam pengawalan barang mereka ke pedalamannya, takutnya ada tindakan premanisme oleh para pemuda, penembakan & penculikan oleh para separatis bersenjata.

Walaupun sejumlah putra-putri Papua baik penduduk asli atau para pendatang yang sudah melahirkan anak dan cucu di bumi cendrawasih ini sudah mempunyai pendidikan yang tinggi (educated person), tetapi tetap tidak membantu dalam memulihkan masalah keamanan di daerah mereka. Tentunya ada saja pihak yang ingin mengacaukan keamanan di Papua dengan melakukan tindakan pembunuhan yang keji, sehingga ada rasa takut untuk melakukan atau memulai suatu pekerjaan. 

Memang tak bisa di pungkiri bahwa masalah keamanan di Papua ini menjadi suatu hal yang terbesar bagi pihak pemerintah Indonesia. Ketika pemerintah Indonesia mencoba untuk memulihkan situasi menjadi aman, ada saja pihak tertentu yang ingin memecah belah persatuan yang ujung-ujungnya menyangkut masalah racism dan human right. 

Contoh konkritnya, masalah yang terjadi di Wamena 2019 lalu, dimana terjadi kekacauan yang besar yang mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan baik dari pihak masyarakat Papua asli sendiri dan para pendatang (perantau / pendatang dari luar ke Papua). Ibarat bara dalam sekam, yang sekali tiup akan menyala, begitulah situasi di Papua sekarang yang dimanfaatkan oleh kelempok atau pihak tertentu untuk mengacaukan keamanan di Papua. Sedikit saja masalah yang timbul, pasti akan menimbulkan efek yang sangat besar.

Kembali lagi ke para pahlawan tanpa tanda jasa alias sang guru yang telah berkorban di tanah Papua, pemerintah Indonesia harus lebih peka lagi dalam memikirkan nasib mereka ke depannya. 

Mereka harus rela kehilngan nyawanya hanya demi mencerdaskan anak bangsa di negeri ini, sehingga baiklah para nasib tenaga pengajar yang ada di Papua atau di pelosok lainnya di Indonesia (teristimewa yang masih sebagai tenaga honorer dan kontrak) harus diperhatikan dengan seksama, baik dalam kesejahteraan dan tunjangan, serta memperoleh hak yang sama khususnya di masalah keamanan dalam menjalankan tugas. Para tenaga pengajar ini tidak membutuhkan pengakuan untuk menjadi orang yang terhebat dalam negeri ini, tetapi mereka hanya ingin diperhatikan nasib mereka dalam sumbangsih mereka sebagai garda terdepan untuk membuat anak bangsa ini menjadi pintar, berilmu dan berakhlak yang baik.

Kiranya Oktovianus Rayo dan Yonatan Renden adalah korban terakhir dari dunia pendididkan di Indonesia. Masih banyak lagi para guru yang berada di pelosok Papua yang memikirkan keselamatan mereka dalam bekerja. Mereka berpikir untuk balik saja ke kampung halaman demi keselamatan mereka sendiri, tetapi mereka masih ingat bahwa ada tugas mulia di Papua yang harus dilaksanakan demi mencerdaskan putra - putri Papua. 

Bagi pahlawan kita Oktovianus Rayo & Yonatan Renden , tugasmu sungguh mulia mencerdaskan anak bangsa, kiranya amalmu diterima oleh Tuhan yang maha pengasih  di surga dan semoga Engkau menjadi teladan bagi generasi guru berikutnya yang tidak menyerah dalam melaksakan tugasnya di manapun berada.

Semoga dengan tulisan yang saya buat ini, dapat menggugah hati para masyarakat yang ada di Papua sekitarnya, teristimewa pemerintah setempat dalam menjaga kestabilan keamanan nasional serta memperhatikan para nasib guru yang berada di sana. Kiranya ada suatu kesadaran dan perubahan yang terjadi setelah peristiwa ini, dan baiklah kita bersama mendukung  para personil dari TNI dan Polri yang bersusah payah dalam menjaga keamanan di Papua. 

Bravo  dan salute buat para guru di Papua dan di seluruh pesolok Indonesia!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun