Salah satu masalah kejahatan yang terberat yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ialah memberantas narkoba. Tidak tanggung - tanggung jenis kejahatan ini dapat merengguk setiap nyawa setiap harinya, entah itu masih muda atau yang sudah lanjut usia. Narkoba membawa dampak yang sangat buruk bagi kaum muda yang dapat menghancurkan masa depan mereka yang cemerlang. Seperti yang diketahui bahwa 50% dari penghuni lapas di setiap wilayah Indonesia adalah yang pernah terjerat masalah narkoba, entah itu pemakai atau pengedar.
Bagi siapa saja yang mencoba segala macam jenis narkoba adalah tindakan yang paling bodoh. Mereka cuma dimanfaatkan oleh para pengedar untuk menjual barang haram tersebut, dan belum tentu para pengedar ini adalah pemakai narkoba. Bagi para pengedar (penjual), mereka hanya ingin supaya barang mereka dibeli oleh pemakai, sehingga segala macam cara digunakan untuk merayu kaum muda untuk mengkonsumsi barang tersebut.Â
Salah satu target yang paling menguntungkan yaitu para pelajar karena mereka sangat mudah untuk dibujuk untuk mencobanya. Awalnya pengedar memberi secara gratis untuk mencobanya, sehingga para pelajar mulai ketagihan untuk mengkonsumsinya. Akibat dari perbuatan para pengedar narkoba ini, setidaknya anak sekolah yang sudah memakainya akan putus sekolah dan mencoba untuk melakukan beberapa tindakan kriminal untuk mendapatkan uang agar bisa membelinya lagi dari para pengedar.
Indonesia memang dikenal sebagai tempat yang paling subur untuk mengedarkan narkoba. Para kartel narkoba, entah itu berasal dari dalam & luar Indonesia, sangat aman dalam menyebarkan segala jenis narkoba. Bahkan mereka berani sekali menyelundupkannya lewat bandara dari luar negeri, seperti: Malaysia, Singapura, Thailand, India, Filipina, Vietnam, Australia, Amerika dan sebahagian lagi dari negara Afrika (Nigeria, Congo, Afrika Selatan, dll).Â
Mereka lebih memilih wanita untuk menyelundupkannya lewat bagasi, pakaian dalam atau menelannya. Tentunya para wanita sebagai kurir ini memilih pekerjaan ini karena bayarannya yang sangat tinggi, walaupun tidak sebanding dengan resikonya.
Ironisnya lagi, kadangkala pengedar yang sudah dijebloskan kedalam lapas dapat mengendalikan peredaran narkoba dari luar tahanan. Ini sangat aneh sekali, bahkan mereka juga dapat berkomunikasi dengan jaringan international agar dapat mengirimkan segala jenis narkoba ke Indonesia.Â
Sebagai contohnya, Fredy Budiman yang sudah dieksekusi hukuman mati beberapa tahun lalu. Sosok ini sangat terkenal karena sebagai bandar narkoba di Indonesia dan dapat mengatur jaringan peredaran narkoba diluar sewaktu dia dijebloskan kedalam penjara. Yang lebih lucu lagi atau tidak masuk akal, kadangkala para tahanan di lapas dapat menjual narkoba di antara sesama tahanan.Â
Yang menjadi pertanyaan besar bagaimana barang haram tersebut bisa lolos dari penjagaan ketat para sipir (petugas lapas) di pintu pemeriksaan. Apakah diselundupkan oleh para penjenguk tahanan atau petugas lapas sendiri? Tentunya para pembaca bisa menduga secara lansung siapa yang menyelundupkan narkoba buat para tahanan lapas.
Negara Indonesia sangat tidak kompromi terhadap peredaran narkoda ini. Penegak hukum (pengadilan) menjatuhkan hukuman mati bagi siapa saja yang menyelundupkan dan mengedarkan narkoba akan dijatuhi hukuman mati atau penjara seumur hidup. Hal ini dilakukan untuk menghentikan peredaran narkoba di Indonesia dan memberi efek jera, akan tetapi semakin dikejar semakin banyak saja wajah - wajah yang baru yang muncul.Â
Sebahagian yang sudah mendapatkan hukuman mati yaitu para pengedar yang berasal dari luar negeri yang mana sudah beraliansi dengan jaringan international. Mereka ditangkap ketika mencoba masuk melalui jalur bandara (airport), atau jalur darat dan laut disetiap perbatasan antar negara.Â
Bahkan saat ini, pengiriman berbagai jenis narkoba dari luar sudah handal sekali untuk mengirim barang ini dengan memasukkannya kedalam barang - barang jualan lewat container dan pemesanan barang via online, sehingga para petugas bea cukai dan polisi seringkali kecolongan dengan aksi para pengedar.